Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Periode 2013—2014 Chatib Basri memberi pujian kepada J. Soedrajad Djiwandono usai dianugerahi perhargaan Wirakarya Adhitama oleh Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) pada Sabtu (12/10/2024).
Soedrajad sendiri merupakan gubernur Bank Indonesia (BI) Periode 1993—1998 atau ketika krisis moneter melanda Tanah Air. Dia juga sempat menjadi pengajar di FEB UI.
Tak hanya itu, Soedrajad juga merupakan kerabat presiden terpilih Prabowo Subianto—adik Prabowo, Bianti, merupakan istri dari Soedrajad. Ketika perhelatan Pilpres 2024, Soedrajat juga dipercayai menjadi Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Chatib pun diberi kepercayaan untuk memberi testimoni ihwal sosok Soedrajat dalam acara pemberian penghargaan Wira Karya Adhitama kepada Soedrajad tersebut. Puji-pujian pun dilontarkannya.
"Sudradjat Djiwandono adalah sebuah adjektif, bukan semua nama. Dia adalah adjektif atau kata sifat dari dedikasi seorang scholar [cendekiawan], dia adalah kata sifat dari pengabdian sebagai seorang teknokrat, dan dia adalah kata sifat dari humility atau humble, kesederhanaan," ujar Chatib seperti yang disiarkan kanal YouTube FEB UI, Sabtu (12/10/2024).
Dia pun menerangkan bahwa sebagai seorang cendekiawan, Soedrajad telah membuat tertarik kepada ilmu ekonomi. Chatib mengaku sempat menganggap ilmu ekonomi tidak manusiawi ketika pertama kali menjadi mahasiswa di FEB UI.
Baca Juga
Kendati demikian, Soedrajad mengubah cara pandang Chatib ketika menjadi dosennya di Semester I dan II. Ternyata, sambungnya, inti dari ilmu ekonomi adalah pembagian sumber daya yang terbatas.
"Jadi saya belajar betul dari Pak Drajad mengenai ini dan itu membuat saya, 'Ternyata ilmu ekonomi ini tidak seburuk yang saya bayangkan'," jelasnya.
Tak sampai situ, Chatib juga menjelaskan bahwa Soedrajad merupakan teknokrat yang terampil. Menurutnya, Soedrajad yang mengajari tentang realita seorang pakar ekonomi: di satu sisi ingin mengubah keadaan, namun di sisi lain terhalang banyak hambatan seperti dari politik hingga birokrasi.
"Inilah kenyataan yang harus kita hadapi, kita enggak bisa mengeluh, yang harus kita lakukan adalah melakukan sesuatu dalam batasan tersebut," kata Chatib menirukan nasihat Soedrajad kepadanya.
Terakhir, dia menjelaskan bahwa mantan dosennya tersebut juga sangat sederhana. Ketika sama-sama tinggal di Singapura, Chatib mengaku Soedrajad kerap naik transportasi umum untuk pulang ke kediamannya sehingga sampai hapal rute-rutenya.
"Saya tidak membayangkan seorang mantan gubernur Bank Indonesia, mantan menteri muda perdagangan, orang yang punya pengaruh begitu besar di dalam kebijakan di Indonesia, itu menunggu taksi, public transport untuk pulang ke rumah," ucapnya.