Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AMRO Ungkap Tantangan Asean+3 Jaga Stabilitas Keuangan pada 2024

Negara-negara kawasan Asean+3 masih akan menghadapi sejumlah tantangan yang berpotensi mengganggu stabilitas keuangan di sisa tahun 2024.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral Asean+3 (Asean plus China, Jepang, dan Korea Selatan) bertemu di Incheon, Korea Selatan, Selasa (2/5), untuk membahas tantangan terkini ekonomi global./Bisnis-Sri Mas Sari
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral Asean+3 (Asean plus China, Jepang, dan Korea Selatan) bertemu di Incheon, Korea Selatan, Selasa (2/5), untuk membahas tantangan terkini ekonomi global./Bisnis-Sri Mas Sari

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara kawasan Asean+3 masih akan menghadapi sejumlah tantangan yang berpotensi mengganggu stabilitas keuangan meski tingkat risikonya dinilai cenderung lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Kevin C. Cheng, Group Head and Lead Economist Asean+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) memaparkan, sejak Desember 2023, risiko keuangan di kawasan Asean+3 telah mengalami sejumlah perkembangan. 

Dia menuturkan, beberapa faktor risiko seperti kenaikan inflasi dan tingkat suku bunga yang tinggi telah mereda pada paruh kedua 2024. Hal ini seiring dengan tren inflasi di Amerika Serikat (AS) yang mulai melambat dan dimulainya tren pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral global, termasuk The Federal Reserve (The Fed).

Cheng memaparkan, paruh pertama 2024 kondisi keuangan global mengalami pelonggaran seiring dengan berakhirnya siklus kenaikan suku bunga The Fed. Pergerakan pasar terutama dipengaruhi oleh ekspektasi seputar tindakan The Fed. 

Namun, pada kuartal III/2024, ketidakpastian mengenai prospek pertumbuhan AS, ditambah dengan pembatalan carry trade yen, memicu volatilitas pasar yang signifikan. The Fed memulai pelonggaran moneternya pada bulan September, yang telah menyebabkan pelonggaran kondisi moneter, namun ketidakpastian seputar inflasi dan prospek pertumbuhan masih ada. 

Selain itu, situasi geopolitik di Timur Tengah masih rapuh dan hasil pemilihan presiden AS masih menjadi sumber utama ketidakpastian di pasar keuangan.

Meski demikian, Cheng menilai, risiko terhadap stabilitas keuangan di Asean+3 pada 2024 tampak lebih rendah dibandingkan dengan 2023. Iklim pertumbuhan yang kuat dan disinflasi saat ini memberikan peluang bagi para pembuat kebijakan regional untuk mengurangi utang, membangun kembali ruang kebijakan, dan memperkuat kapasitas fiskal untuk mengelola potensi guncangan dengan lebih baik.

"Mengisi kembali cadangan devisa pada saat arus masuk modal dapat semakin meningkatkan kepercayaan pasar dan menyediakan penyangga terhadap volatilitas pasar yang ekstrem," jelas Cheng dalam press briefing secara daring pada Kamis (10/10/2024).

Di sisi lain, dia menilai masih ada beberapa risiko lain yang perlu dicermati negara-negara Asean+3. Cheng menyebut, kawasan Asean+3 masih rentan terhadap guncangan makro-keuangan yang berasal dari negara-negara maju dan faktor-faktor eksternal lainnya. 

Sementara itu, interkonektivitas sistem keuangan Asean+3 yang semakin meningkat menggarisbawahi perlunya mengambil pandangan makroekonomi dan keuangan yang holistik di kawasan ini untuk melindungi diri dari risiko-risiko sistemik.

Penurunan pasar real estat yang dipicu oleh pandemi COVID-19 dan tingginya inflasi telah menimbulkan kekhawatiran tambahan. Hal ini seiring dengan melemahnya permintaan dan kondisi keuangan yang lebih ketat di beberapa negara telah berdampak buruk pada kesehatan keuangan para pengembang properti, sehingga menyebabkan penurunan profitabilitas, likuiditas, dan kemampuan pembayaran utang. 

Sementara itu, ketergantungan Asean+3 yang besar pada dolar AS untuk aktivitas keuangan lintas negara menimbulkan dua risiko utama. Pertama, potensi kekurangan pendanaan dalam dolar AS, yang dapat mengganggu stabilitas pasar keuangan dan perantara.

Kedua, transmisi guncangan global melalui dolar AS, khususnya selama periode pengetatan moneter atau ketegangan geopolitik.

Cheng menyarankan, dalam jangka pendek, negara-negara Asan+3 harus tetap waspada terhadap risiko kembalinya inflasi, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan perlambatan pertumbuhan global. Pemantauan konstan terhadap dampak internasional sangatlah penting, di samping meningkatkan pengawasan dan kerja sama makroekonomi dan keuangan regional. 

"Langkah-langkah penting termasuk memperkuat pengawasan lintas batas dan pembagian data, melakukan stress test regional, meningkatkan pengawasan negara tuan rumah, dan memperkuat jaring pengaman keuangan regional," jelasnya.

Langkah-langkah untuk menstabilkan sektor properti juga harus diterapkan untuk mencegah perusahaan-perusahaan yang secara fundamental sehat mengalami gagal bayar (default) akibat ketatnya kondisi kredit yang dipicu oleh memburuknya pasar, sekaligus meningkatkan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang memiliki eksposur signifikan, terutama bank-bank kecil dan lembaga keuangan non-bank (LKNB).

Adapun, untuk memperkuat ketahanan terhadap guncangan eksternal dalam lingkungan yang bergantung pada dolar AS, Cheng menyarankan negara-negara Asean+3  memperkuat fundamental ekonomi dan keuangannya, meningkatkan kerangka pengawasan untuk memantau likuiditas dolar AS, memperkuat langkah-langkah makroprudensial bagi bank dan LKNB, serta  memberikan dukungan pembiayaan kepada negara-negara anggota yang mengalami tekanan likuiditas dolar AS. 

"Selain itu, mengurangi ketergantungan struktural pada dolar AS dalam jangka menengah dan panjang dengan mendorong penggunaan mata uang lokal dan mengembangkan sistem pembayaran lintas mata uang harus menjadi prioritas utama," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper