Bisnis.com, JAKARTA -- Penawaran umum perdana (IPO) saham Tokyo Metro Co. diperkirakan akan meraup dana publik 319,6 miliar yen Jepang atau sekitar Rp33,75 triliun.
Dikutip dari Bloomberg, Senin (7/10/2024), IPO salah satu dari dua perusahaan operator kereta api bawah tanah di Jepang itu diperkirakan menjadi yang terbesar dalam 6 tahun terakhir. Nilai itu di bawah capaian SoftBank Corp. yang meraup 2,65 triliun yen pada Desember 2018.
Harga indikatif IPO Tokyo Metro Co. ditetapkan pada level 1.100 yen per saham. Pencatatan saham perdana ini dilakukan di tengah melonjaknya minat investor ke pasar saham negara matahari terbit itu.
Indeks saham acuan Topix dan Nikkei 225 telah pulih lebih dari 20% dari level saat mereka turun selama penurunan 5 Agustus. “Kami telah melihat tingkat M&A dan MBO yang lebih tinggi di pasar Jepang selama setahun terakhir, jadi sangat menyenangkan melihat banyaknya pencatatan baru,” kata Zuhair Khan, manajer portofolio di UBP Investments Co.
Die meyakini, penambahan emiten maupun produk pasar modal lainnya sebagai tambahan pilihan bagi investor. "Ini memberi banyak pilihan bagi investor.”
Tokyo Metro Co. akan menawarkan 290,5 juta saham. HArga pelaksanaan IPO diperkirakan akan ditetapkan pada 15 Oktober. Sedangkan estimasi perdagangkan di pasar Tokyo Stock Exchange yakni 23 Oktober mendatang.
Baca Juga
Tokyo Metro didirikan pada tahun 2004 dan mengoperasikan sembilan jalur kereta bawah tanah di wilayah metropolitan terpadat di dunia. Perusahaan ini melayani sekitar 6,52 juta penumpang per hari.
Pemerintah Jepang memiliki 53,42% saham perusahaan sementara pemerintah Metropolitan Tokyo memiliki 46,58% sisanya. Kepemilikan saham gabungan mereka akan berkurang setengahnya setelah penawaran.
Perusahaan ini adalah sumber utama kereta listrik bekas yang didapatkan oleh PT. Kereta Commuter Indonesia untuk jaringan kereta listrik wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, hingga Rangkasbitung.