Bisnis.com, JAKARTA - PT KAI Commuter Jabodetabek terus belanja rangkaian kereta api dari Jepang meskipun bekas tapi masih layak untuk ukuran Indonesia. Manajer Komunikasi Perusahaan PT KCJ Eva Chairunnisa mengatakan harga satu rangkaian kereta baru mencapai Rp10 miliar, sedangkan kereta bekas sekitar Rp1 miliar.
“Sebenarnya ini pilihan, apakah memang konsumen juga berkenan jika kami membeli kereta baru lalu berimbas pada harga tiket,” kata Eva di Jakarta Kamis (29/8/2013).
Pada pertengahan Agustus, manajemen KCJ mengungkapkan penundaan kendatangan 180 unit gerbong KRL karena kereta tersebut masih digunakan di Jepang. Sebelumnya rangkaian itu rencananya tiba pada bulan ini tetapi ditunda hingga September 2013.
Dirut PT KCJ Tri Handoyo mengatakan peningkatan jumlah penumpang kereta rel listrik Commuter Line dari 450.000 per hari menjadi rata-rata 530.000 per hari mendorong perseroan mesti berekspansi salah satunya dengan penambahan gerbong.
Pemesanan itu dilakukan bertahap setiap bulan sebanyak 40 unit sejak kedatangan pertama, sedangkan sisanya akan didatangkan pada Januari tahun depan.
Hingga saat ini, KCJ mengoperasikan 450 gerbong dari total 600 gerbong yang dimiliki, sisanya disiapkan untuk gerbong cadangan operasi. Dengan penambahan 180 gerbong, jumlah seluruhnya menjadi 780 gerbong.
PT KCJ sampai saat ini juga sudah menjual 30.000 tiket multitrip selama 6 hari penerapan Tiket Harian Berjamin-tiket pengganti single trip, sehingga total penjualan kartu multitrip mencapai 200.000, masih ada stok sekitar 200.000 tiket multitrip.
Selain itu, setelah penerapan THB, pengguna kartu multitrip juga meningkat mencapai 43% dari sebelumnya 30% dari rata-rata total keseluruhan pengguna KRL yang jumlahnya mencapai sekitar 550.000 penumpang per hari.