Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis peringkat sovereign credit rating Indonesia yang dipertahankan pada BBB+ dengan outlook positif oleh Rating and Investment Information, Inc. (R&I) menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat.
Hal itu didukung oleh pendapatan per kapita, demografi dan sumber daya alam yang melimpah, sektor manufaktur yang terus berkembang, serta pengelolaan kebijakan fiskal yang prudent dengan beban utang pemerintah yang relatif terkendali.
"Penilaian positif dari R&I menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia selalu berkomitmen untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," kata Sri Mulyani yang dikutip melalui keterangan tertulis, Rabu (2/10/2024).
R&I menilai perekonomian Indonesia pada 2023 mampu tumbuh solid di atas 5% melanjutkan kinerja positif sejak 2022.
Sementara pada 2024 ini, pertumbuhan ekonomi domestik masih menguat pada semester pertama dan diperkirakan akan tetap berada di kisaran 5% hingga akhir tahun.
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah pun memproyeksikan pertumbuhan PDB riil Indonesia pada kisaran 5,0%—5,2% pada 2024 dengan stabilitas harga dan tingkat Inflasi yang terjaga, terutama melalui sinergi bersama dengan Bank Indonesia.
Baca Juga
Lembaga R&I juga mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjaga defisit fiskal tetap berada di bawah 3% di tengah fluktuasi harga minyak dan nilai tukar yang mempengaruhi belanja subsidi.
Lebih lanjut, R&I mencermati basis penerimaan Indonesia masih dapat dioptimalkan untuk memperbesar kapasitas fiskal.
R&I memandang, kenaikan peringkat rating Indonesia mendatang juga dapat terjadi jika pemerintahan baru dapat menjalankan program prioritas dengan memperhatikan ketahanan fiskal dan kestabilan makroekonomi.
"Kita optimistis R&I akan memberikan kenaikan peringkat di tahun depan, dengan melihat kondisi fiskal dan makroekonomi yang baik, serta komitmen pemerintahan berikutnya dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil," kata Sri Mulyani.