Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apa Itu Aplikasi Temu? Dibuat China dan Bikin Ketar-ketir Pemerintah

Aplikasi Temu dilarang masuk ke Indonesia karena bisa merusak perdagangan dalam negeri.
Aplikasi Temu asal China/Google Play
Aplikasi Temu asal China/Google Play

Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi Temu tak diberikan izin oleh pemerintah Indonesia untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia.

E-commerce mirip Shopee ini tak diberikan izin saat hendak mendaftarkan merek dagangnya. Penolakan tersebut berkaitan dengan alasan akan memunculan persaingan dagang tidak sehat.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa Temu dilarang untuk melindungi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam negeri.

"Kita tetap larang. Hancur UMKM kita kalau dibiarkan," ujar Budi Arie, dikutip dari Antara.

Sejalan dengan itu, Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief mengatakan bahwa pihaknya meminta agar platform ataupun kebijakan yang dapat membuat industri menderita tidak diperkenankan masuk dan diterapkan di Indonesia. 

"Sepanjang aplikasi tersebut bisa merusak berdampak pada industri dalam negeri, membuat industri dalam negeri suffer, menderita, mengalami penurunan permintaan. Tentu kami berharap aplikasi itu jangan diperbolehkan masuk ke Indonesia," kata Febri kepada wartawan, Kamis (3/10). 

Apa Itu Aplikasi Temu?

Temu merupakan aplikasi e-commerce yang menawarkan barang-barang dagangan dengan potongan dan harga besar.

Aplikasi ini memang sekilas mirip dengan Shopee, maupaun TikTok Shop. Namun yang berbeda, Temu secara langsung terhubung dengan 80 pabrik di China yang bisa menyalurkan langsung produknya ke konsumen di seluruh dunia.

Sehingga barang-barang yang dijual akan lebih murah. Hal ini mengkhawatirkan produksi buatan negeri yang bisa kalah dalam pemberian Harga jual.

Berdasarkan catatan Bisnis, sejak September 2022, aplikasi Temu telah berupaya mendaftarkan merek sebanyak tiga kali di Indonesia. Bahkan, aplikasi Temu sempat mengajukan ulang pendaftarannya di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) pada 22 Juli 2024.

Namun, upaya tersebut gagal lantaran sudah ada perusahaan asal Indonesia dengan nama serupa dan dengan KBLI yang mayoritas sama.

Temu telah berhasil berekspansi dan masuk ke 48 negara termasuk Thailand dan Malaysia. Menyitir laporan Southeast Asia E-commerce Outlook 2024 yang dirilis TMO Group, Temu diluncurkan di 48 negara di seluruh dunia pada Desember 2023, dengan sekitar 120 juta pengguna menelusuri produk di Temu dan rata-rata 1,6 juta paket dikirim setiap harinya. 

Pencapaian utama Temu terjadi di Amerika Serikat (AS), di mana sekitar 9% orang Amerika berbelanja di Temu dalam satu tahun terakhir. Temu secara konsisten menempati peringkat pertama dari sisi unduhan (download) di Apple App Store dan Google Play.

Sementara itu, platform e-commerce di bawah perusahaan teknologi China Pinduoduo, Temu, pertama kali memasuki Asia Tenggara melalui Filipina pada 26 Agustus 2023. Aplikasi ini kemudian berekspansi ke Malaysia pada 8 September 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper