Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui untuk memulai program pinjaman kepada Pakistan senilai US$7 miliar. Kesepakatan ini membuka pendanaan penting untuk mempertahankan pemulihan ekonomi Pakistan dari krisis.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (26/9/2024), Dewan eksekutif IMF memberikan persetujuan akhir untuk program 37 bulan tersebut pada Rabu waktu setempat, kata kantor perdana menteri dan IMF dalam pernyataan terpisah.
Adapun, Gubernur Bank Negara Pakistan, Jameel Ahmad menuturkan, langkah ini memungkinkan pencairan segera pinjaman tersebut sebanyak sekitar US$1,1 miliar.
“Program baru ini memerlukan kebijakan dan reformasi yang baik untuk mendukung upaya berkelanjutan pihak berwenang dalam memperkuat stabilitas makroekonomi, mengatasi tantangan struktural yang besar, dan menciptakan kondisi untuk pertumbuhan yang lebih kuat, lebih inklusif, dan tangguh,” kata IMF yang berbasis di Washington dalam pernyataannya.
Kesepakatan awal diumumkan pada bulan Juli dan masih menunggu persetujuan dewan, yang seringkali hanya bersifat formalitas.
Pakistan selama ini mengandalkan bantuan IMF untuk memenuhi kewajiban utangnya setelah mengalami kekurangan dolar yang membawa negara Asia Selatan itu ke jurang keruntuhan ekonomi. Negara ini menghadapi pembayaran pinjaman sekitar US$26 miliar pada tahun fiskal yang dimulai bulan Juli.
Baca Juga
Program ini dimulai setelah tertunda, karena Pakistan sebelumnya memperkirakan akan mendapatkan persetujuan dewan IMF pada bulan Agustus. Negara ini menaikkan target pendapatan pajaknya sebesar 40% dan menaikkan harga energi untuk memenuhi permintaan yang ditetapkan oleh IMF.
Pakistan mendapatkan peningkatan peringkat kredit dari Moody's Ratings dan Fitch Ratings pada akhir Agustus. Program IMF memberikan kepastian mengenai sumber pendanaan Pakistan untuk memenuhi kebutuhannya selama dua hingga tiga tahun ke depan, kata Moody’s.