Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga Ungkap RI dan Australia Rebutan Pasar Energi Surya di Singapura

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa Singapura siap menerima pasokan energi surya 2 gigawatt dari Indonesia, bersaing dengan Australia.
Teknisi melakukan pemeriksaan instalasi panel surya di salah satu gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (11/6/2024). / Bisnis-Abdurachman
Teknisi melakukan pemeriksaan instalasi panel surya di salah satu gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (11/6/2024). / Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Indonesia dan Australia sedang berebut pasar energi surya (solar energy) di Singapura.

Airlangga menjelaskan, pemerintah telah menggencarkan industrialisasi panel surya di sejumlah daerah yang berdekatan dengan Singapura. Bahkan, Singapura sudah sepakat untuk mengimpor setengah energi surya yang diproduksi Indonesia.

"Kita sudah juga menyiapkan green energy [energi hijau] dalam bentuk solar, di mana solarnya sekarang yang sudah di-list sebesar 4 gigawatt, dan Singapura siap menerima 2 gigawatt," ungkap Airlangga dalam acara Kumparan Green Initiative di Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2024).

Kendati demikian, sambungnya, Australia juga sedang menyiapkan industri solar panel. Apalagi, Airlangga menjelaskan bahwa Australia bagian utara sangat panas.

"Bahkan mereka menyiapkan bisa membuat transmisi dari Australia ke Singapura," ungkapnya.

Oleh sebab itu, mantan ketua umum Partai Golkar itu menyatakan pemerintah akan terus mendorong agar pasar energi surya tidak diambil negara lain. Airlangga mengingatkan bahwa pemerintah telah berkomitmen ikut dalam Perjanjian Paris tentang perubahan iklim.

Menurutnya, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi karbon sebesar 31,89% dengan upaya sendiri dan 43,2% dengan dukungan dana internasional.

"Komitmen NDC [Nationally Determined Contribution] Indonesia dibagi menjadi lima sektor, yaitu energi, termasuk di dalamnya adalah transportasi, kemudian limbah, proses industri dan penggunaan produk, pertanian, kehutanan, serta penggunaan lahan lainnya," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper