Bisnis.com, JAKARTA – Langkah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga sebesar 50 poin dari posisi 5,25%-5,5% menjadi 4,75%-5% mendapat tanggapan dari kedua calon presiden AS, Kamala Harris dan Donald Trump.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (19/9/2024), kebijakan pemangkasan suku bunga The Fed ini terjadi tujuh pekan jelang hari pemungutan suara pemilu Presiden AS. Calon presiden AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris memuji langkah tersebut sebagai keuntungan bagi keluarga kelas menengah.
Di sisi lain, lawan Harris dari Partai Republik, Donald Trump menyatakan pemotongan tersebut mungkin bermotif politik.
Retorika yang memanas mengenai keputusan The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar setengah poin persentase menyoroti bagaimana bank sentral – sebuah lembaga independen yang Ketuanya Jerome Powell telah berjanji untuk tidak membiarkan tekanan politik mempengaruhi pengambilan keputusan – dapat mempengaruhi Pemilihan presiden 2024.
Narasi duel tersebut juga menggarisbawahi sejauh mana perekonomian dan suku bunga dengan cepat menjadi titik fokus dalam persaingan. Kedua partai pun berupaya menggunakan langkah tersebut untuk memperkuat posisi pemilu mereka.
Saat kampanye di sebuah bar di Manhattan, Trump menggambarkan pemotongan tersebut sebagai angka yang sangat tidak biasa dan merupakan berita buruk bagi lawannya, apa pun motivasi The Fed.
Baca Juga
“Saya kira ini menunjukkan perekonomian sangat buruk, jika dipotong sebanyak itu, dengan asumsi mereka tidak hanya bermain politik. Perekonomian akan sangat buruk, atau mereka sedang bermain politik, tapi ini adalah pengurangan yang besar,” kata Trump.
Sementara itu, Harris dalam sebuah pernyataan menyebut keputusan The Fed sebagai berita baik bagi warga AS yang telah menanggung beban harga yang tinggi. Pernyataannya menunjukkan betapa inflasi, yang telah berdampak buruk pada rumah tangga AS dan memperburuk persepsi pemilih mengenai cara Presiden Joe Biden menangani perekonomian, merupakan salah satu tanggung jawab politik utamanya.
“Saya tahu harga-harga masih terlalu tinggi bagi banyak keluarga kelas menengah dan pekerja, dan prioritas utama saya sebagai Presiden adalah menurunkan biaya kebutuhan sehari-hari seperti layanan kesehatan, perumahan, dan bahan makanan,” tambah Harris, mencoba membandingkannya dengan agenda Trump.
Harris menuturkan, ini merupakan kebalikan dari yang akan dilakukan Donald Trump sebagai Presiden. Meskipun mengusulkan lebih banyak pemotongan pajak bagi para miliarder dan perusahaan besar, Harris menyebut Trump akan meningkatkan beban biaya untuk keluarga AS mencapai hampir US$4.000 per tahun dengan memberlakukan “Pajak Trump” pada barang-barang yang dibutuhkan keluarga, seperti gas, makanan dan pakaian.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden memuji langkah The Fed sebagai penanda momen penting dalam perjuangan melawan inflasi. Dalam pernyataannya di media sosial X, Biden menuturkan, inflasi dan suku bunga di AS turun, sementara perekonomian tetap kuat.
“Para kritikus mengatakan hal itu tidak mungkin terjadi – tetapi kebijakan kami menurunkan biaya dan menciptakan lapangan kerja,” kata Biden.