Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potongan Jaminan Pensiun 11,5%, Generasi Baby Boomer Australia Masih Hadapi Krisis Manfaat

Realisasi manfaat pensiun yang diterima pensiunan hanya sepertiga dari rekomendasi yang ditetapkan meski telah membayar iuran cukup besar.
Ilustrasi dana pensiun./Bisnis - Albir Damara
Ilustrasi dana pensiun./Bisnis - Albir Damara

Bisnis.com, JAKARTA -- Penelitian terbaru dari Asosiasi Dana Pensiun Australia (ASFA) mengungkapkan bahwa sekitar dua pertiga dari generasi baby boomer (Lahir 1946-1964) di negara itu tidak memiliki cukup tabungan pensiun. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait kesejahteraan mereka.

Sebagai informasi, usia kerja di Australia adalah hingga 67 tahun. Artinya sebagian besar generasi baby boomer ini masih dalam posisi pegawai aktif yakni mereka yang lahir 1958 ke atas. Sementara itu, usia harapan hidup di Australia adalah 83,3 tahun. 

Menurut ASFA, hanya sekitar 30% warga Australia yang mampu menikmati gaya hidup standar saat pensiun. Data menunjukkan bahwa saldo rata-rata rekening pensiun pria berusia 60-64 tahun per Juni 2022 adalah 205.385 dolar Australia (sekitar Rp2,06 miliar), sementara untuk wanita di usia yang sama hanya 153.685 dolar Australia (sekitar Rp1,54 miliar). Meski dalam rupiah terlihat besar, nilai ini jauh di bawah standar yang direkomendasikan untuk hidup di Australia yakni 690.000 dolar Australia untuk pasangan dan 595.000 dolar Australia untuk individu.

Dikutip dari Bloomberg, Minggu (15/9/2024) ASFA juga melaporkan bahwa sistem dana pensiun nasional Australia telah mendekati 4 triliun dolar Australia. Dana jumbo ini akan kedatangan 2,5 juta warga Australia akan memasuki masa pensiun dalam dekade mendatang.

Sistem pensiun Australia sendiri dimulai sejak 1992. Saat ini iuran yang ditetapkan sebesar 11,5% dari upah dan akan meningkat menjadi 12% tahun depan.

Mary Delahunty, Kepala Eksekutif ASFA, dalam wawancara mengatakan seiring dengan matangnya sistem pensiun, proporsi warga yang dapat pensiun dengan dana yang cukup akan meningkat menjadi 50% atau lebih pada tahun 2050. "Orang-orang yang pensiun saat ini belum merasakan manfaat penuh dari sistem pensiun sepanjang kehidupan kerja mereka," jelas Delahunty.

Dia mengatakan banyak dari mereka masih membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk pensiun dengan cukup.

Meskipun Australia sering dipuji memiliki salah satu sistem pensiun terbaik di dunia, kekhawatiran tetap ada. Sebuah survei oleh Natixis Investment Managers menunjukkan bahwa 40% warga Australia merasa mereka tidak akan pernah memiliki cukup uang untuk pensiun, terutama di tengah meningkatnya biaya hidup.

Delahunty juga mencatat bahwa kesenjangan gender dalam gaji turut berkontribusi pada ketimpangan dana pensiun. Saldo rata-rata pria sebesar 182.667 dolar Australia, sementara wanita hanya 146.146 dolar Australia. Selain itu, kekurangan penasihat keuangan menambah tantangan dalam mempersiapkan pensiun, yang telah mendorong pemerintah untuk mengusulkan reformasi sektor tersebut.

Meskipun demikian, Delahunty optimistis bahwa sistem pensiun Australia berperan penting dalam meringankan beban anggaran negara. Laporan pemerintah tahun 2023 memperkirakan pengeluaran untuk pensiun akan turun dari 2,3% menjadi 2% dari produk domestik bruto dalam 40 tahun mendatang, berkat kontribusi dana pensiun yang semakin besar dalam mendanai pensiun warga Australia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper