Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter angkat bicara terkait wacana kenaikan tarif tarif KRL sebesar Rp1.000 tahun depan.
Direktur Operasional dan Pemasaran KAI Commuter Broer Rizal mengatakan, pihaknya hanya eksekutor dari keputusan Kementerian Perhubungan. Namun, kenaikan tarif memang memerlukan waktu 3 bulan untuk sosialisasi ke pengguna KRL.
“Tentu kami akan melaksanakan sesuatu dengan apa yang diputuskan. Kami hanya eksekutor. Minimal 3 bulan sosialisasi kenaikan ke penumpang,” kata Broer di Stasiun Rawa Buaya, Kamis (12/9/2024).
Seperti yang diketahui, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan telah mengantongi hasil kajian mengenai rencana kenaikan tarif KRL atau Kereta Rel Listrik Jabodetabek.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menjelaskan bahwa tarif KRL direncanakan naik sebesar Rp1.000. Meski demikian, belum diketahui kapan kenaikan tarif KRL bakal diterapkan.
“Kajian itu [rencana menaikan tarif KRL] ada sebenarnya, waktu itu kita mau naikan sebesar Rp1.000 perak posisinya. Tapi untuk penerapannya belum,” kata Risal saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Rabu (11/9/2024).
Baca Juga
Risal menjelaskan bahwa tarif KRL belum akan naik dalam waktu dekat. Pasalnya, rencana kenaikan tarif itu masih akan menunggu restu kabinet Prabowo Subianto.
Kabar mengenai kenaikan tarif ini sebelumnya juga sempat disampaikan oleh Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter Asdo Artriviyanto. Dia mengatakan, sejak 2016 tarif KRL Jabodetabek belum mengalami kenaikan.
Oleh karena itu, KAI Commuter mengatakan adanya rencana untuk menaikkan tarif KRL Jabodetabek. Meski demikian, Asdo enggan memerinci secara detail kapan penyesuaian tarif itu akan dilakukan.
"Kalau ditanya apakah ada kenaikan nanti ada, tapi tunggu tanggal mainnya," ujar Asdo.