Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Kebakaran Mesin Cathay Pacific, Uni Eropa Wajibkan Pemeriksaan Airbus A350

Maskapai harus memeriksa kerusakan pada sambungan selang bahan bakar fleksibel di dalam mesin yang menggerakkan A350-1000 selama tiga hingga 30 hari ke depan.
Pesawat Airbus SE A350 yang dioperasikan oleh Cathay Pacific Airways Ltd. di landasan pacu di Bandara Internasional Hong Kong, Selasa, 3 September 2024./Bloomberg-Yik Yeung-man
Pesawat Airbus SE A350 yang dioperasikan oleh Cathay Pacific Airways Ltd. di landasan pacu di Bandara Internasional Hong Kong, Selasa, 3 September 2024./Bloomberg-Yik Yeung-man

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa atau The European Union Aviation Safety Agency (EASA) akan mewajibkan inspeksi satu kali terhadap mesin pesawat Airbus SE A350 menyusul insiden kebakaran di udara pada penerbangan Cathay Pacific Airways Ltd. yang memaksa maskapai tersebut untuk menghentikan sementara beberapa pesawat.

Mengutip Bloomberg pada Sabtu (7/9/2024), dalam pernyataannya, EASA menyebut maskapai harus memeriksa kerusakan pada sambungan selang bahan bakar fleksibel di dalam mesin yang menggerakkan A350-1000 selama tiga hingga 30 hari ke depan. Pemerikasaan tersebut tergantung pada riwayat masing-masing mesin. 

Secara total, hingga saat ini terdapat sebanyak 86 pesawat Airbus seri A350-1000 yang beroperasi di seluruh dunia.

Airbus dan Rolls-Royce Holdings Plc, produsen mesin Trent XWB yang menggerakkan model A350, sebelumnya mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan badan tersebut. EASA mengatakan inspeksi tidak diperlukan pada tahap ini untuk versi mesin yang digunakan pada pesawat jet A350-900 yang lebih kecil.

Tindakan EASA menandai konfirmasi resmi pertama bahwa kebakaran mesin terjadi dalam insiden awal minggu ini, yang menyebabkan Penerbangan CX383 berbalik dan kembali ke Hong Kong tak lama setelah lepas landas menuju Zurich. Api dengan cepat terdeteksi dan padam, kata regulator.

Dalam pernyataannya, Direktur Eksekutif EASA Florian Guillermet mengatakan arahan tersebut merupakan tindakan pencegahan berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari penyelidikan awal insiden Cathay Pacific dan temuan dari inspeksi maskapai itu sendiri.

Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghapus selang bahan bakar bertekanan tinggi yang berpotensi rusak dari layanannya, kata EASA sebelumnya pada hari Kamis.

Adapun, Rolls Royce dalam pernyataannya menyebut, pihaknya bekerja sama dengan pelanggan dan pemasok untuk mengurangi gangguan apa pun yang disebabkan oleh inspeksi tersebut. Sementara itu, Airbus mengatakan pihaknya bekerja sama dengan EASA dan Rolls.  

Cathay Pacific, yang harus membatalkan penerbangan untuk memeriksa armadanya, mengatakan bahwa 15 dari 48 pesawat A350 miliknya mengalami kerusakan pada selang bahan bakar yang memerlukan penggantian. Mereka menargetkan semua jet berbadan lebar itu dapat kembali beroperasi pada hari Sabtu.

Maskapai Japan Airlines telah menyelesaikan pemeriksaan pada kelima pesawat A350-1000 miliknya dan tidak menemukan masalah. Mereka juga mulai melakukan pemeriksaan pada 15 model -900 yang lebih kecil, dengan 10 sudah selesai dan dibersihkan.

Singapore Airlines Ltd., operator A350 terbesar secara global dengan 64 unit pesawat, mengatakan pihaknya telah memulai pemeriksaan, dan Etihad mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya sedang melakukan inspeksi dan tidak menemukan masalah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper