Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Acuan Jepang Ada Potensi Kembali Naik

Meski demikian, Bank of Japan (BOJ) mengindikasikan tidak akan terburu-buru untuk menaikkan kembali suku bunga acuan.
Kantor pusat Bank of Japan (BOJ) di Tokyo, Jepang, Rabu, 31 Juli 2024./Bloomberg-Akio Kon
Kantor pusat Bank of Japan (BOJ) di Tokyo, Jepang, Rabu, 31 Juli 2024./Bloomberg-Akio Kon

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ), menyoroti perlunya kenaikan suku bunga lagi jika inflasi terus berkembang sejalan dengan target bank sentral. Meski demikian, BOJ mengindikasikan tidak akan terburu-buru melakukan tindakan apa pun.

Mengutip Bloomberg pada Jumat (6/9/2024), Anggota Dewan Bank of Japan Hajime Takata menyebut perlunya untuk menyesuaikan tingkat pelonggaran moneter dengan meningkatkan kebijakan lain jika tren inflasi sejalan dengan proyeksi.

“Kita perlu melanjutkan upaya menciptakan dunia dengan tingkat suku bunga positif,” ujar Takata mengatakan dalam pidatonya di Ishikawa, Jepang.

Takata kemudian mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers bahwa dia melihat kemajuan dalam mencapai siklus yang baik di mana kenaikan upah memacu pengeluaran, mendukung inflasi yang didorong oleh permintaan, tetapi setiap langkah kebijakan akan bergantung pada data.

Pernyataan Takata memperkuat pesan yang disampaikan oleh Gubernur BOJ, Kazuo Ueda, baru-baru ini bahwa bank sentral akan terus menormalisasi kebijakannya jika kondisi ekonomi memungkinkan dan membatalkan pengaturan yang sangat longgar. 

Pada saat yang sama, dia memberi isyarat agar tidak terburu-buru mengambil tindakan dengan menyebutkan perlunya memantau pasar keuangan setelah pasar global mengalami gejolak pada awal bulan lalu.

Takata menyampaikan hal ini setelah upah riil pekerja Jepang meningkat selama dua bulan berturut-turut pada bulan Juli, menyusul penurunan bulanan selama lebih dari dua tahun.

Dalam data tersebut, ukuran yang diawasi ketat oleh BOJ yang menghindari masalah pengambilan sampel dan tidak termasuk bonus dan lembur menunjukkan bahwa upah untuk pekerja penuh waktu meningkat sebesar 3%.

“Untuk kebijakan, data upah meningkatkan keyakinan kami bahwa kenaikan suku bunga akan dibahas pada pertemuan bulan Oktober – meskipun ketidakpastian mengenai laju perlambatan ekonomi AS berarti hal tersebut bukanlah keputusan yang pasti,” kata Ekonom Bloomberg, Taro Kimura.

Adapun, nilai mata uang Yen terpantau stabil setelah pernyataan Takata. Mata uang tersebut naik setinggi 143,19 per dolar menyusul data upah yang lebih kuat dari perkiraan. Yen telah membalikkan tren pelemahannya dalam beberapa minggu terakhir setelah kenaikan suku bunga BOJ pada 31 Juli menjadi 0,25%. 

Sinyal hawkish yang jelas disampaikan oleh Ueda setelah pertemuan tersebut berkontribusi pada aksi jual besar-besaran di pasar global pada awal Agustus.

“Kita harus memantau dan mengkaji perkembangan pasar dengan cermat untuk saat ini” karena dampak gejolak global masih terus berlanjut, kata Takata. 

Dalam sambutannya yang serupa dengan pernyataan Ueda, Takata mencatat perlunya memantau dampak setiap kenaikan suku bunga terhadap perekonomian karena sulit untuk menentukan tingkat suku bunga alami. Sikap ini menandakan bahwa pihak berwenang tidak akan melakukan pergantian suku bunga secara cepat.

Takata mengatakan dia tidak memiliki gambaran pasti mengenai berapa banyak kenaikan suku bunga yang mungkin diperlukan, atau potensi pergerakannya.

Sementara itu, hampir semua ekonom memperkirakan BOJ akan tetap bertahan ketika dewan tersebut menetapkan kebijakan berikutnya pada 20 September. Sebagian besar memperkirakan akan terjadi pergerakan antara bulan Oktober dan Januari.

Takata, mantan ekonom pasar veteran, bergabung dengan dewan BOJ beranggotakan sembilan orang pada Juli 2022. Dia mendukung setiap keputusan dewan.

Berbicara pada bulan Februari, Takata memberikan tanda awal dari pergeseran BOJ untuk mengakhiri program pelonggaran besar-besaran dengan mengatakan bahwa target inflasi bank tersebut telah terlihat. Sebulan kemudian, BOJ tersebut menaikkan suku bunga acuannya untuk pertama kalinya dalam 17 tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper