Bisnis.com, LOMBOK - PT PLN Indonesia Power tengah menggenjot bauran energi baru dan terbarukan untuk mencapai target emisi nol karbon melalui pemanfaatan biomassa di fasilitasnya.
Salah satunya fasilitas yang telah menerapkan pemanfaatan biomassa tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jerangjang, Nusa Tenggara Barat. Pembangkit yang memiliki kapasitas 3x25 megawatt (MW) itu telah menjalankan program cofiring.
PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jeranjang telah memanfaatkan beragam limbah mulai dari woodchip, serbuk kayu atau sawdust, hasil olahan sampah atau solid recovered fuel (SRF), dan Limbah Racik Uang Kertas (LURK).
"Kami memanfaatkan apa saja yang bisa dijadikan bahan baku biomassa untuk menjalankan program cofiring yang bisa meningkatkan porsi energi baru terbarukan pada sektor kelistrikan," ujar Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra di PLTU Jeranjang, Jumat (6/9/2024).
Edwin menambahkan, program cofiring pada PLTU Jeranjang sudah dilaksanakan sejak 2019 diawali tahapan uji coba bakar SRF kemudian terus berkembang dengan memanfaatkan beragam jenis biomassa, saat ini porsi konsumsi biomassa pada PLTU Jeranjang telah mencapai lebih dari 3.000 ton per bulan atau 3% dari total konsumsi batu bara pembangkit tersebut.
Baca Juga
Menurut Edwin, dengan diterapkannya program cofiring tersebut PLTU Jeranjang menjadi salah satu pembangkit penyumbang green energy di NTB. Pasalnya, PLTU Jeranjang merupakan salah satu tulang punggung kelistrikan di wilayah Lombok.
Pada 2025, pemanfaatan biomassa pada PLTU Jeranjang ditargetkan dapat meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan dengan realisasi pada tahun ini. Dia menuturkan pemanfaatan biomassa ditargetkan bisa mencapai hingga 7% pada 2025.
"Dalam sistem kelistrikan Lombok, PLTU Jeranjang memegang peran penting dengan porsi sebesar 20 persen, jadi kami mengupayakan agar PLTU ini selalu andal dalam memasok listrik ke pelanggan. Di samping itu, penerapan cofiring di pembangkit ini juga dapat menekan emisi karbon yang dihasilkan dari sektor kelistrikan," tambah Edwin.
Selain mendukung program transisi energi untuk mengejar target Net Zero Emission pada 2060, pemanfaatan biomassa pada PLTU Jeranjang juga berdampak positif pada sosial dan lingkungan.
Pemanfaatan bahan baku biomassa yang didapat dari sekitar pembangkit dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah, hal ini otomatis berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat yang terlibat. Selain itu, inisiatif inj juga dapat membantu menyelesaikan permasalah sampah kota.