Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Bulog Bawa Kabar Terbaru Rencana RI Akuisisi Perusahaan Beras Kamboja

Perum Bulog menyampaikan perkembangan terkini terkait dengan rencana Indonesia mengakuisisi sejumlah perusahaan beras di Kamboja.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memberikan paparan saat diskusi sesi ke-3 Bisnis Indonesia BUMN Forum 2024 di Jakarta, Selasa (30/4/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memberikan paparan saat diskusi sesi ke-3 Bisnis Indonesia BUMN Forum 2024 di Jakarta, Selasa (30/4/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog menyampaikan perkembangan terkini terkait dengan rencana Indonesia mengakuisisi sejumlah perusahaan beras di Kamboja.

Bulog melalui tim teknisnya telah melakukan kajian dan pembahasan dengan berbagai pihak termasuk kalangan dunia usaha di Kamboja dan negara tetangga mengenai rencana Indonesia untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan beras di negara tersebut. 

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyampaikan, dari hasil pembahasan tersebut, terdapat tiga poin yang menjadi pertimbangan Bulog sebelum memutuskan berinvestasi di Kamboja. Pertama, kapasitas produksi beras di negara tersebut tidak sebesar Indonesia, Thailand, maupun Vietnam.

“Ada tapi tidak besar. Kenapa? Karena kalau kita mau kembangkan kegiatan di luar negeri kita harus mikir economy scale,” kata Bayu di Kantor Perum Bulog, Jumat (30/8/2024).

Merujuk data Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO), produksi beras Kamboja pada 2023 tercatat sebanyak 12,86 juta ton. Adapun, total produksi beras yang diekspor Kamboja mencapai 2,29 juta ton atau 17,80% dari total produksi di 2023.

Di 2024, FAO memperkirakan produksi beras negara ini mencapai 13,09 juta ton atau meningkat 1,8% dibanding produksi tahun lalu yang mencapai 12,86 juta ton. Dengan demikian, lembaga tersebut meramal beras yang dilepas Kamboja ke pasar ekspor mencapai 2,5 juta ton atau meningkat 9% dari tahun lalu. 

Pertimbangan kedua yakni infrastruktur. Bayu mengungkapkan, infrastruktur yang dapat menopang proses produksi baik di on farm maupun off farm relatif terbatas, seperti pelabuhan, jalan, dan listrik.

“Beberapa sudah direncanakan akan dibangun tapi ya sekarang belum ada,” ungkapnya.

Ketiga yakni keterkaitan Kamboja dengan negara tetangga di sekitarnya yang sangat kuat di sektor agribisnis, khususnya dengan Vietnam. Bayu menuturkan, Indonesia akan berhadapan dengan persaingan kemitraan yang kuat dengan Vietnam jika pada akhirnya menanamkan modalnya di Kamboja.

Di satu sisi, Indonesia juga masih memasok beras dari Vietnam untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP).

Ketiga poin inilah yang kemudian menjadi pertimbangan Bulog untuk berinvestasi di Negara Angkor Wat. Selain itu, Indonesia juga masih belum menemukan nilai investasi yang tepat untuk menanamkan modalnya di Kamboja.

“Itu masih belum ketemu angkanya, kita akan terus mencoba melihat kemungkinan dari penjajakan ini,” pungkasnya. 

Untuk diketahui, penjajakan yang dilakukan oleh Bulog merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada Mei 2024, Kepala Negara meminta Bulog untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan beras di Kamboja guna mengamankan stok cadangan beras di Tanah Air.

Hal ini disampaikan Jokowi usai menghadiri agenda Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-52 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta, Senin (10/6/2024).

“Itu proses bisnis yang akan dilakukan oleh Bulog sehingga memberikan kepastian stok cadangan beras negara kita dalam posisi stok yang aman. Daripada beli, ya lebih bagus investasi,” katanya, Senin (10/6/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper