Bisnis.com, JAKARTA — Induk usaha Google, Alphabet, sedang mempertimbangkan untuk membangun pusat data (data center) besar di Vietnam, kata seseorang yang mengetahui rencana tersebut.
Mengutip Reuters pada Kamis (29/8/2024), jika terealisasi, ini merupakan investasi pertama yang dilakukan oleh perusahaan teknologi besar AS di negara Asia Tenggara.
Google sedang mempertimbangkan untuk mendirikan pusat data berskala besar atau hyperscale di dekat Kota Ho Chi Minh, pusat ekonomi di selatan Vietnam, kata sumber tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena informasi tersebut tidak bersifat publik.
Investasi tersebut juga belum disebutkan besarannya secara spesifik. Adapun, jika terealisasi ini akan menjadi bantuan bagi Vietnam yang sejauh ini gagal menarik modal besar dari luar negeri untuk membangun pusat data.
Vietnam kesulitan menarik minat perusahaan untuk membangun pusat data karena infrastrukturnya yang tidak merata. Selain itu, perusahaan-perusahaan teknologi besar lebih memilih untuk menampung pusat data mereka di negara-negara pesaing di kawasan ini.
Tidak jelas seberapa cepat Google akan mengambil keputusan mengenai investasi tersebut, tetapi sumber tersebut mengatakan pembicaraan internal sedang berlangsung dan pusat data dapat siap pada tahun 2027.
Baca Juga
Sementara itu, Juru bicara Google menolak berkomentar mengenai rencana pusat data tersebut.
Pusat data jenis hyperscale adalah yang terbesar di industri tersebut, dengan konsumsi daya yang biasanya sama dengan konsumsi listrik di kota besar.
Sebuah pusat data jenis hyperscale dengan kapasitas konsumsi daya sebesar 50 megawatt (MW) dapat menelan biaya antara US$300 juta dan US$650 juta, menurut perkiraan berdasarkan data yang diterbitkan oleh konsultan real estate Jones Lang LaSalle dalam sebuah laporan tahun ini mengenai pusat data di Vietnam.
Langkah Google dilatarbelakangi oleh banyaknya klien layanan cloud dalam dan luar negeri di Vietnam dan ekonomi digital yang berkembang di negara tersebut, kata sumber tersebut.
Sumber itu juga menyebutkan bahwa negara Asia Tenggara ini adalah salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat untuk YouTube, layanan berbagi video online populer milik Google.
Saat ini operator pusat data terkemuka di Vietnam, berdasarkan ruang komputasi, adalah perusahaan investasi industri IDC Becamex dan perusahaan telekomunikasi VNPT, keduanya merupakan badan usaha milik negara Vietnam, menurut laporan pasar internal oleh kawasan industri di Vietnam yang dilihat oleh Reuters.
Nikkei melaporkan pada bulan Mei bahwa perusahaan e-commerce China, Alibaba, sedang mempertimbangkan membangun pusat data di Vietnam. Alibaba tidak membalas permintaan komentar.
Strategi Pertumbuhan
Meskipun permintaan akan layanan digital meningkat dari 100 juta penduduk Vietnam, investor asing di sektor ini sebagian besar menghindari negara tersebut karena kekurangan listrik, insentif investasi yang kurang menarik, dan lemahnya infrastruktur internet yang bergantung pada kabel bawah laut yang sudah tua, menurut para pakar industri.
Di Asia Tenggara, Singapura, Malaysia, dan Thailand merupakan negara terdepan dalam industri ini, dan telah menarik investasi yang jauh lebih besar dari raksasa teknologi global.
Google mengatakan pada Mei lalu bahwa pihaknya akan menginvestasikan US$2 miliar di Malaysia untuk mengembangkan pusat data pertamanya dan wilayah Google Cloud di negara tersebut.
Peraturan yang tidak menarik mengenai kepemilikan asing dan lokalisasi data juga telah lama menjadi kendala. Namun dalam reformasi peraturan yang disetujui pada bulan November, legislator Vietnam memutuskan untuk mengizinkan operator pusat data di luar negeri untuk mempertahankan kepemilikan penuh.
Vietnam memiliki peraturan keamanan siber yang ketat dan telah lama berselisih dengan perusahaan teknologi asing mengenai penyimpanan data di negara tersebut—tetapi persyaratan ini tidak selalu ditegakkan.
Tidak terpengaruh dengan hal tersebut, Google pun membuka kantor perwakilan di Vietnam, dan telah mempekerjakan puluhan insinyur, pakar pemasaran, dan profesional lainnya, menurut iklan di LinkedIn.
“Kami sekarang memiliki tim yang siap melayani pelanggan periklanan kami yang berbasis di Vietnam dengan lebih baik dan mendukung transformasi digital di negara tersebut,” kata juru bicara Google kepada Reuters.
Google juga menawarkan 40.000 beasiswa di Vietnam untuk kursus AI dasar dan masing-masing US$350.000 untuk 20 startup AI terpilih, kata Managing Director Google Vietnam Marc Woo di LinkedIn bulan lalu.
Adapun, Google juga sudah memiliki jaringan pemasok besar di Vietnam yang merakit produknya, termasuk smartphone Pixel.