Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Indonesia bakal swasembada susu pada 2029. Adapun, saat ini Indonesia masih mengalami defisit susu.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda, mengatakan, Indonesia masih mengalami defisit susu hingga 3,7 juta ton atau 79% dari kebutuhan nasional.
Adapun, untuk mengatasi persoalan defisit tersebut, Agung mengeklaim pihaknya telah menyusun peta jalan mencapai swasembada susu dalam lima tahun ke depan. Salah satunya, pemerintah akan membuka keran impor sapi perah hingga 1 juta ekor selama hingga 2029.
"Dengan memasukan 1 juta [ekor sapi perah] ini, dengan hitungan teknis kita bisa memenuhi kebutuhan susu kita di 2029 yang kita prediksi 8,5 juta ton. Kita bisa menghasilkan 7,17 juta ton," kata Agung dalam diskusi di Kementan, dikutip secara virtual, Kamis (29/8/2024).
Dia mengakui, dengan impor 1 juta ekor sapi perah, produksi susu pada 2029 masih berada di bawah tingkat kebutuhan. Namun, menurutnya upaya memasukkan sapi perah ke dalam negeri dipastikan menekan impor susu di bawah 10%.
"Di situ kita bisa swasembada, karena impor susu kita hanya 4% saja. FAO mengatakan kalau impor kurang dari 10% dari kebutuhan maka kita bisa klaim sebagai swasembada," ujarnya.
Baca Juga
Namun, Agung mengakui saat ini anggaran untuk peningkatan produksi susu belum tersedia. Oleh karena itu, menurutnya keterlibatan pelaku usaha juga menjadi penting untuk mendukung tujuan swasembada susu pada 2029.
"Saat ini APBN-nya untuk kegiatan ini masih nol. Meskipun pak menteri tadi bilanf di blue print mulai tahun depan sudah ada, insyaAllah kami akan dapatkan tambahan alokasi anggaran untuk penyediaan peningkatan susu ini," katanya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Kamis (15/8/2024), Badan Pusat Statistik (BPS) membukukan realisasi impor susu sepanjang tahun ini atau Januari hingga Juli 2024 meningkat sebesar 7,63% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan meski naik. Namun, secara umum tren importasi susu yang termasuk dalam kode HS 0401, mengalami penurunan secara bulanan (month-to-month/mtm) maupun tahunan (year-on-year/yoy).
Sebagai informasi, kode HS 0401 mencakup susu dan produk susu, tidak dipekatkan maupun tidak mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnya.
“Susu [kode HS] 0401 secara tahunan mengalami penurunan 48,22%. Secara bulanan, juga turun 61,58%,” tuturnya dalam konferensi pers, Kamis (15/8/2024).
Berkebalikan, impor untuk kode HS 0402 yang menjelaskan komoditas susu dan produk susu yang dipekatkan dan mengandung tambahan gula atau pemanis lainnya, justru naik secara tahunan sebesar 0,05% dan bulanan sebesar 3,25%. Meski demikian, impor produk tersebut secara kumulatif justru turun 14,37% dari Januari-Juli 2023.