Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Pasar Keuangan usai Sinyal Terang Powell di Jackson Hole

Pasar keuangan regional mayoritas merespons positif pidato Jerome Powell di Jackson Hole pekan lalu yang memberikan kejelasan pemangkasan suku bunga The Fed.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC, AS, Rabu (26/7/2023). / Reuters
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC, AS, Rabu (26/7/2023). / Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas pasar keuangan merespons positif prospek penurunan suku bunga Amerika Serikat usai Federal Reserve memberikan kejelasan terhadap pemangkasan pada bulan September 2024.

Melansir Bloomberg, Senin (26/8/2024), pasar saham di Asia menguat usai Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole pekan lalu mengatakanwaktunya telah tiba untuk beralih ke pelonggaran moneter.

Sikap dovish The Fed juga mendorong penguatan yen terhadap dolar AS. Di sisi lain, pasar saham Jepang melemah karena yen yang menguat.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Hang Seng menguat 0,83% pada pukul 10.10 WIB, sedangkan indeks Straits Times Singapura menguat tipis 0,03%.

Di sisi lain, indeks Topix Jepang melemah 1,09% usai yen menguat 0,36% terhadap dolar AS pagi ini. Indeks dolar AS melemah 0,07% ke level 100,65.

Pembelian aset safe haven sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menjadi pendorong tambahan untuk mata uang. Minyak mentah naik 0,7% didorong oleh antisipasi untuk menghadapi meningkatnya konflik setelah serangan Israel terhadap target-target Hizbullah di Lebanon selatan.

Kepala pendapatan tetap Betashares Holdings Chamath De Silva mengatakan seharusnya sentimen risk-on lebih mendominasi pasar saat ini.

“Powell telah mengkonfirmasi bahwa kita akan segera memasuki siklus pelonggaran dan bahwa perang melawan inflasi telah selesai, jadi saya memperkirakan akan ada sedikit reli, saham dan obligasi akan berkinerja baik,” ungkapnya seperti dikutip Bloomberg.

Pidato Powell di Jackson Hole yang ditunggu-tunggu menjadi titik balik perjuangan The Fed untuk memperlambat inflasi. Hal ini berarti para pejabat kemungkinan besar akan memangkas suku bunga acuan dari level tertingginya dalam lebih dari dua dekade.

Meskipun ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pendinginan yang memerlukan perubahan, belum ada tanda-tanda kontraksi langsung yang memicu hard landing.

kepala riset Asia di ANZ Group Holdings Khoon Goh memandang ekonomi AS AS sedang menuju ke arah soft landing dan ekspor Asia berjalan dengan baik.

“Saya rasa kita akan melihat reli yang kuat, rebound pada mata uang-mata uang Asia selama siklus pelonggaran The Fed ini,” jelasnya.

Fokus Pasar

Saat ini, fokus pelaku pasar tertuju pada ekspektasi seberapa besar The Fed akan memangkas suku bunga di masa mendatang.

Meskipun Powell tidak memberikan indikasi mengenai besarnya pemotongan atau jalur pelonggaran, ia mencatat kemajuan pada inflasi dan mengatakan bahwa para gubernur bank sentral akan mengawasi kesehatan pasar tenaga kerja sebagai panduan untuk mengambil kebijakan.

“Pasar perlu mencerna pidato ini dan mengingatkan diri mereka sendiri bahwa mereka - dan The Fed - masih bergantung pada data,” kata manajer portofolio Brandywine Global Investment Management Jack McIntyre.

Namun, hal ini terjadi sebelum konflik di Timur Tengah yang membuat Israel menyerang situs-situs Hizbullah di Lebanon selatan ketika kelompok militan yang didukung Iran ini memulai apa yang dikatakannya sebagai respon awal terhadap pembunuhan kepala militernya bulan lalu.

Pergolakan ini mengacaukan rencana pelaku pasar ketika pasar dibuka kembali hari ini, terutama dalam hal permintaan akan aset-aset yang aman, seperti obligasi dan dolar AS.

Akhir pekan lalu, taruhan besar berikutnya pada penurunan suku bunga sudah menjadi fokus. Para pelaku pasar meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 50 bps poin September. Pelemahan dolar AS muncul sebagai mata uang pilihan untuk gelombang baru yang disebut carry trade yang melibatkan taruhan berisiko.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper