Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Patok Target Kredit Tumbuh 10-12% hingga Akhir 2024

Bank Indonesia (BI) mematok target pertumbuhan kredit berada pada rentang 10-12% hingga akhir 2024.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan keterangan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan keterangan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mematok target pertumbuhan kredit berada pada rentang 10-12% hingga akhir 2024 mendatang.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut bahwa secara tahunan (year-on-year/yoy), pertumbuhan kredit pada Juli 2024 telah ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi yang masing-masing tumbuh sebesar 15,20% (yoy), 11,60% (yoy), dan 10,98% (yoy).

Pihaknya juga menyatakan bahwa pembiayaan syariah dan kredit UMKM tumbuh masing-masing sebesar 11,75% (yoy) dan 5,16% (yoy). 

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit 2024 diprakirakan berada pada batas atas kisaran 10-12%,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2024 di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Lebih lanjut, Perry memaparkan bahwa pertumbuhan kredit pada bulan yang sama tercatat sebesar 12,40%.

Dari sisi penawaran, hal ini ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,72% (yoy), strategi realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, serta dukungan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia.

Untuk memperkuat pendanaan, perbankan juga mengoptimalkan sumber pendanaan selain dari DPK, antara lain melalui penerbitan surat-surat berharga dan pinjaman. 

Selain itu, dari sisi permintaan, Perry menyebut pertumbuhan kredit turut dipengaruhi oleh permintaan korporasi yang sejalan dengan kinerja penjualan yang masih kuat. 

“Sementara itu, permintaan kredit rumah tangga masih tinggi terutama pada KPR. Secara sektoral, pertumbuhan kredit yang tinggi terjadi pada mayoritas sektor ekonomi, terutama pada sektor Industri, Listrik, Gas, dan Air (LGA), dan Pengangkutan,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper