Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur BI Prediksi Ekonomi Global Tumbuh Lebih Lambat 2024, Ini Tanda-tandanya

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan ekonomi global berpotensi akan melaju lebih lambat meski estimasi pertumbuhan ekonomi di angka 3,2%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Rabu (22/5/2024). / Bisnis-Himawan L Nugraha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Rabu (22/5/2024). / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan ekonomi global berpotensi akan melaju lebih lambat meski estimasi pertumbuhan ekonomi di angka 3,2%. 

Hal tersebut akibat masih terjadinya ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda dengan risiko yang masih tinggi. 

"Ekonomi global pada 2024 diprakirakan tumbuh sebesar 3,2% dengan kecenderungan yang melambat," tuturnya dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Rabu (21/8/2024).  

Sejalan dengan hal tersebut, bahkan Perry melihat ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II 2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik. 

Di sisi lain, ekonomi China masih belum kuat sementara ekonomi Eropa terpantau terus membaik. 

Perry lebih lanjut menjelaskan bahwa perlambatan ekonomi AS berdampak pada meningkatnya pengangguran dan menurunnya inflasi yang lebih cepat ke arah sasaran inflasi jangka panjang sebesar 2%. 

Alhasil, perkembangan ini mendorong kuatnya ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih cepat dan lebih besar dari prakiraan. 

Perkembangan ini kemudian menyebabkan penurunan imbal hasil atau yield US Treasury tenor 2 tahun, yang diikuti dengan penurunan yield US Treasury tenor 10 tahun, dan pelemahan dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia. 

Kemudian, ketidakpastian pasar keuangan global juga mulai mereda. Perkembangan tersebut mendorong meningkatnya aliran masuk modal asing dan memperkuat mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia. 

"Ke depan, risiko terkait kekhawatiran resesi di AS dan dinamika geopolitik perlu terus dicermati. Kondisi ini memerlukan kehati-hatian dalam merumuskan respons kebijakan dari rambatan ketidakpastian global terhadap perekonomian domestik," jelasnya. 

Sebelumnya, Dalam World Economic Outlook (WEO) Juli 2024, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 3,2% pada 2024 dan 3,3% pada 2025, tidak berubah dibandingkan proyeksi dalam WEO edisi April 2024. 

Dalam laporan WEO terbaru ini, perhatian IMF terpusat pada inflasi sektor jasa yang tidak kunjung turun akibat kenaikan upah. Laporan IMF juga menunjukkan tekanan harga dari ketegangan perdagangan dan geopolitik, terutama pada komoditas seperti minyak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper