Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aspebindo Desak Menteri ESDM Genjot Investasi Hulu Migas

Aspebindo mendorong Menteri ESDM untuk memaksimalkan percepatan investasi dan pengembangan teknologi di sektor hulu migas.
Pompa angguk atau pump unit. / Bisnis-Wibi Pangestu Pratama
Pompa angguk atau pump unit. / Bisnis-Wibi Pangestu Pratama

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara Indonesia (Aspebindo) menilai pemerintah perlu memaksimalkan potensi di Indonesia dengan percepatan investasi dan pengembangan teknologi di sektor hulu migas.

Wakil Ketua Umum Aspebindo, Fathul Nugroho mengatakan dalam penyusunan RAPBN 2025, lifting minyak diperkirakan mencapai 600.000 barel per hari (bopd) dan gas bumi mencapai 1 juta barel setara minyak per hari.

Sementara, lanjutnya, dalam APBN 2024 menargetkan lifting migas 635.000 barel per hari (BPOD) dan lifting gas bumi sebesar 1,33 juta setara minyak per hari.

"Pemerintah bisa mencontoh negara lain yang demografinya mirip-mirip Indonesia, seperti Brasil. Lifting minyak di Negeri Samba itu mencapai 3 juta barel per hari," kata Fathul dalam siaran pers, Rabu (21/8/2024).

Dia berpendapat caranya adalah memaksimalkan potensi di Indonesia dengan percepatan investasi dan pengembangan teknologi di sektor hulu.

Terlebih, lanjutnya, saat ini Kementerian ESDM telah dikomando oleh Bahlil Lahadalia yang sebelumnya merupakan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Dia berharap Menteri Bahlil paham yang harus dilakukan, khususnya dalam meningkatkan lifting minyak dan gas. Bisa dengan regulasi, atau percepatan investasi di sektor hulu untuk mengerek produksi minyak mentah dalam negeri.

Selain soal minyak dan gas, dia mengharapkan mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu bisa menggalakkan hilirisasi lebih lanjut di sektor mineral dan batubara (minerba).

Terakhir, Kementerian ESDM bersama dengan PLN memiliki tantangan dalam mengelola kelebihan pasokan listrik excess dari program 35.000 MegaWatt (MW).

"Kelebihan tersebut perlu dilihat bukan sebagai beban. Justru menjadi peluang bagus untuk mendukung kebijakan hilirisasi," ujarnya.

Pemerintah dan PLN secara strategis dapat memanfaatkan kapasitas berlebih tersebut untuk mendorong pengembangan industri di wilayah-wilayah kunci. Kebijakan preferential tariff dan harga dinamis (dynamic pricing) bagi pengguna industri di zona KEK bisa membuat harga listrik lebih efisien.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggantikan Arifin Tasrif, Senin (19/8/2024).

Menteri Bahlil akan meneruskan langkah baik yang sudah dilakukan Arifin terutama terkait peningkatan lifting minyak bumi (migas).

"Saya akan fokus perintah Bapak Presiden Jokowi dan perintah Bapak Presiden Pak Prabowo, untuk melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Pak Arifin terkait dengan optimalisasi peningkatan lifting minyak kita terhadap sumur-sumur idle yang sudah diberikan oleh SKK Migas dan perbaikan tata kelola," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper