Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendapatkan alokasi dana APBN 2025 sebesar Rp114 triliun dari total Rp197,8 triliun untuk anggaran sektor kesehatan secara keseluruhan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap anggaran untuk Kemenkes terus meningkat dalam 4 tahun terakhir. Untuk tahun ini, anggaran kesehatan naik dari tahun sebelumnya senilai Rp186,4 triliun.
"Sekitar Rp90 triliun nya di Kemenkes sisanya Rp23-Rp24 triliun itu kita alokasikan ke Pemda dalam bentuk DAK [Dana Alokasi Khusus] baik fisik maupun non fisik," kata Budi dalam Konferensi Pers RAPBN 2025, Jumat (16/8/2024).
Budi menerangkan bahwa kenaikan anggaran kesehatan 2025 untuk mendukung program Asta Cita yang dicanangkan oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto yang menginginkan 3 program prioritas di sektor kesehatan.
"Arah dari Asta Cita nya bapak Presiden terpilih itu untuk kesehatan ada 3 hal yang beliau ingin lakukan yang pertama adalah menyediakan rumah sakit-rumah sakit yang baik di seluruh kabupaten/kota," ujarnya.
Selama ini dari total 514 kabupaten/kota yang ada, 70 di antaranya masih memiliki fasilitas rumah sakit tipe C. Budi menyebut pemerintahan selanjutnya ingin ditingkatkan ke tipe D agar alat-alat dan dokter yang melayani lebih naik kelas.
"Supaya lebih baik bisa melayani penyakit-penyakit struk, jantung, dan kanker, tapi akan kita lakukan bertahap," imbuhnya.
Kedua, Prabowo juga menginginkan Kemenkes untuk menurunkan tingkat pravelensi penyakit menular, khususnya Turbekulosis (TBC). Beberapa cara yang akan dilakukan yaitu dengan melakukan screening.
Kemenkes juga melakukan perubahan rezim obat agar efektivitasnya dapat langsung dengan waktu yang singkat. Adapun, pihaknya telah merencanakan clinical trial atau uji klinis vaksin TBC tahun ini.
"Karena kalau penyakit menular itu paling ampuh kalau ada vaksinnya, TBC ini vaksinnya kuno sekali, tahun ini Insha Allah kita akan mulai, Indonesia sebagai lokasi clinical trial level 3 untuk vaksin TBC baru diharapkan 2028 sudah bisa drastis menurunkan angka prevalensi," jelasnya.
Lebih lanjut, pemerintahan selanjutnya juga disebut akan fokus pada preventif penyakit dengan cara menggencarkan screening agar penyakit dapat lebih awal terdeteksi sehingga kualitas hidup lebih baik.
"Jadi kita sudah mengalokasikan cukup banyak sekitar Rp4-Rp5 triliun dari Kemenkes ditambah bu Menkeu nambah tadi uangnya untuk mengaktifkan screening lebuh baik," pungkasnya.