Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) optimis laju kredit perseroan akan tetap terjaga meskipun kuota rumah subsidi diproyeksi akan habis selambat-lambatnya September 2024.
Direktur Utama BBTN, Nixon L.P. Napitupulu mengungkap, meski muncul kekhawatiran lantaran pemerintah tak kunjung memberi sinyal baik mengenai rencana penambahan kuota FLPP, dirinya tetap optimis kinerja keuangan BBTN akan tetap terjaga.
“khawatir itu sebenarnya [karena belum ada tambahan kuota FLPP], tapi tidak terlalu mengkhawatirkan. Cuma memang kita juga sedang mengkaji solusi interim kalau misalnya tidak ada tambahan,” jelas Nixon saat ditemui di Perumahan Perumahan Pesona Kahuripan 9, Kabupaten Bogor, Rabu (1/8/2024).
Pasalnya, tambah Nixon, saat ini BBTN menjadi salah satu bank penyalur kredit rumah subsidi paling jumbo. Di mana, BBTN menyalurkan sebesar 80% dari alokasi FLPP yang diguyurkan pemerintah Rp13,72 triliun untuk membiayai sebanyak 166.000 unit rumah.
Artinya, bila kuota FLPP benar-benar habis pada September dan pemerintah resmi tak menambah kuota FLPP, maka kinerja kredit BBTN hanya dapat bergantung pada penjualan rumah komersil saja hingga akhir tahun mendatang.
Menyiasati hal itu, Nixon menyebut dirinya bakal menggodok sebuah skema baru untuk tetap menjaga fungsi intermediasi perseroan berjalan optimal. Salah satunya, yakni memberikan sejumlah insentif atau promo potongan bunga bagi para calon debitur.
Baca Juga
“Terutama para developer yang ambil kredit konstruksi yang dikasih jalan keluar. Nanti kita kasih bunga promo dan lain sebagainya. Tapi itu nanti kita umumin pada saat dengan developer,” pungkas Nixon.
Sebagai informasi, sepanjang paruh pertama 2024 BBTN membukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun. Raihan laba tersebut naik 1,9% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), yaitu Rp1,47 triliun.
Pertumbuhan bottom line BBTN utamanya ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai Rp352,06 triliun sepanjang semester I/2024. Di mana, portofolio kredit BBTN itu tumbuh 14,4% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp307,66 triliun.
Sementara itu, bank pelat merah yang fokus menyalurkan pembiayaan perumahan ini sepanjang 2024 membidik pertumbuhan kredit dapat mencapai 10% hingga 11%.