Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jiangsu Delong Restrukturisasi Utang, Smelter Nikel VDNI Terganggu?

Perhapi menilai Jiangsu Delong yang menghadapi restrukturisasi utang bisa berdampak terhadap operasional smelter nikel VDNI.
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) melihat adanya dampak yang bakal dirasakan proyek Jiangsu Delong Nickel Industry Co di dalam negeri jika perusahaan China tersebut mengalami kepailitan.

Adapun, Jiangsu Delong diketahui memiliki sejumlah unit bisnis smelter nikel dan pabrik stainless steel di Indonesia, seperti PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel di Konawe, Sulawesi Tenggara, serta PT Gunbuster Nickel Indonesia (PT GNI) di Morowali, Sulawesi Tengah.

Ketua Umum Perhappi, Rizal Kasli mengatakan, jika nantinya Delong mengalami kolaps bukan tidak mungkin properti mereka di Indonesia akan dijual.

“Kalau Delong kolaps tentu saja propertinya yang di Indonesia juga akan dijual untuk menutupi pembayaran kepada kreditor,” kata Rizal, Selasa (30/7/2024).

Namum, untuk efek jangka pendeknya Rizal menyampaikan akibat dari adanya restrukturisasi hutang dimohonkan kepada Delong akan membuat kegiatan operasional terganggu.

“Pengaruhnya paling jangka pendek karena restrukturisasi akan buth waktu juga sampai operasional stabil kembali,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jiangsu Delong Nickel Industry Co, salah satu produsen baja nirkarat terbesar di dunia, dimohonkan restrukturisasi kebangkrutan ke pengadilan China oleh salah satu krediturnya.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (27/7/2024), pengadilan lokal di Kabupaten Xiangshui, Provinsi Jiangsu, sedang mempelajari permohonan yang diajukan oleh sebuah BUMN konstruksi China tersebut, bersama dengan tiga kasus lain yang menargetkan afiliasi perusahaan.

Pengadilan akan memutuskan apakah akan menerima dan mengadili kasus-kasus tersebut, yang mana melibatkan sejumlah besar kreditur dan hubungan hukum yang rumit.

Jiangsu Delong milik taipan Dai Guofang sedang berjuang untuk tetap likuid di tengah krisis sektor properti di China dan kondisi kelebihan pasok yang sangat memengaruhi industri logam.

Pabrik-pabrik Delong di China dan Indonesia mampu menghasilkan lebih dari 10 juta ton baja tahan karat dan produk logam lainnya per tahun. Kehancuran pabrik-pabrik tersebut akan berdampak pada sektor manufaktur China dan pasar nikel global yang sedang terpuruk.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper