Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi Utang Induk Smelter Nikel VDNI, ESDM: Ini Efeknya ke RI

Kementerian ESDM menilai restrukturisasi utang yang sedang dihadapi perusahaan induk smelter nikel VDNI di China berisiko menimbulkan efek domino ke Indonesia.
Ilustrasi pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter)./JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melihat dimohonkannya restrukturisasi utang Jiangsu Delong Nickel Industry Co ke pengadilan China oleh salah satu krediturnya perlu menjadi perhatian khusus Indonesia.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan bahwa kasus tersebut bisa berdampak terhadap proyek yang sedang berjalan.

Apalagi, Jiangsu Delong diketahui memiliki sejumlah unit bisnis smelter nikel dan pabrik stainless steel di Indonesia, seperti PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel di Konawe, Sulawesi Tenggara, serta PT Gunbuster Nickel Indonesia (PT GNI) di Morowali, Sulawesi Tengah.

Sehingga, Agus melihat perlunya turun tangan pemerintah untuk mengasipasi dampak yang berpotensi terjadi akibat permasalahan di Delong.

“Ini bukan hal yang kecil. Saya pikir Kemenko Marves harus turun tangan untuk melihat seluruh masalah yang beririsan dengan bisnis di Indonesia dan juga masyarakat,” kata Agus saat kepada Bisnis.com, Selasa (30/7/2024).

Meski demikian, Agus menuturkan bahwa pemerintah memang tidak bisa banyak berbuat jika menyangkut permasalahan di interal bisnis perusahaan.

Namun, pemerintah kata Agus dapat mengantisipasi dampak yang bakal terjadi kepada proyek di Indonesia dengan membantu mencari solusi permasalahan.

“Esensinya peran pemerintah tidak banyak kalau sudah menyangkut internal bisnis perusahaan. Tapi kalau beririsan dengan masalah yang lebih besar harus membantu pemikiran untuk meringankan,” ucapnya.

Adapun, Jiangsu Delong Nickel Industry Co, salah satu produsen baja nirkarat terbesar di dunia, dimohonkan restrukturisasi kebangkrutan ke pengadilan China oleh salah satu krediturnya.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (27/7/2024), pengadilan lokal di Kabupaten Xiangshui, Provinsi Jiangsu, sedang mempelajari permohonan yang diajukan oleh sebuah BUMN konstruksi China tersebut, bersama dengan tiga kasus lain yang menargetkan afiliasi perusahaan.

Pengadilan akan memutuskan apakah akan menerima dan mengadili kasus-kasus tersebut, yang mana melibatkan sejumlah besar kreditur dan hubungan hukum yang rumit.

Jiangsu Delong milik taipan Dai Guofang sedang berjuang untuk tetap likuid di tengah krisis sektor properti di China dan kondisi kelebihan pasok yang sangat memengaruhi industri logam.

Pabrik-pabrik Delong di China dan Indonesia mampu menghasilkan lebih dari 10 juta ton baja tahan karat dan produk logam lainnya per tahun. Kehancuran pabrik-pabrik tersebut akan berdampak pada sektor manufaktur China dan pasar nikel global yang sedang terpuruk.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper