Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group Hariyadi Sukamdani mengungkapkan dunia usaha hingga masyarakat perlu memanfaatkan sejumlah peluang dari sederet tantangan yang tengah menghadari ekonomi Tanah Air.
Hal tersebut dia sampaikan dalam agenda Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024: Meneropong Prospek Ekonomi di Tengah Perubahan Geopolitik dan Kebijakan Pemerintah di Raffles Hotel, Jakarta, Senin (29/7/2024).
“Dinamika perekonomian global dan nasional yang penuh tantangan namun tetap memberikan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ungkap Hariyadi Sukamdani.
Dia mengungkapkan sejumlah tantangan berupa ketatnya kebijakan moneter global, pergantian pemerintahan pada Oktober 2024, hingga konflik geopolitik yang masih terus berlangsung.
Hariyadi menekankan bahwa acara ini menjadi momen penting bagi dunia usaha dan seluruh stakeholders untuk bersama-sama menganalisis dan merumuskan strategi dalam menghadapi tantangan ekonomi yang ada.
“Kita juga melihat dinamika di AS yang sangat dinamis dengan adanya Pilpres yang akan datang dan geopolitik di Timur Tengah dan kelanjutan masalah Ukraina dan sebagainya. Tentunya ini akan memberikan banyak insight yang mungkin menjadi pertimbangan kita dalam menentukan langkah ke depan,” lanjut Hariyadi.
Dia berharap acara ini dapat memberikan wawasan berharga dan solusi praktis yang dapat diimplementasikan oleh berbagai pihak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Melalui beragam diskusi mengenai sektor-sektor ekonomi, nantinya kan membuka peluang baru dan memberikan arah yang jelas bagi kebijakan dan investasi di masa depan.
Kami berharap acara ini dapat menjadi titik tolak bagi kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada di depan.
Adapun, Menurut laporan terbaru dari Bank Dunia yang dipublikasikan pada akhir Juni 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan stabil di kisaran 5,1% (year-on-year/yoy).
Meskipun terdapat hambatan seperti meredanya lonjakan komoditas, peningkatan volatilitas harga pangan dan energi, serta ketidakpastian geopolitik yang semakin meningkat, kita tetap optimis terhadap prospek ekonomi kita di paruh kedua tahun ini.
Kebijakan Bank Indonesia yang masih menahan suku bunga acuan pada level 6,25%, setelah menaikkannya pada April 2024. Kebijakan ini sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan inflasi juga sebagai upaya menarik modal asing masuk ke dalam negeri.
Di sisi lain, pemerintah terus meningkatkan belanja publik, peningkatan investasi bisnis, dan permintaan konsumen yang stabil diharapkan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara itu, sektor e-commerce di Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh dengan signifikan, dengan nilai transaksi perbankan digital diproyeksikan meningkat sebesar 23,2% pada tahun 2024, mencapai Rp71,584 triliun, didukung oleh sistem pembayaran yang aman dan andal.