Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Draf RUPTL Baru: PLN Proyeksi Konsumsi Listrik Tembus 468 TWh pada 2033

PLN telah menyampaikan draf rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2024 sampai dengan 2033 ke pemerintah.
Executive Vice President Manajemen Risiko Strategis, Regulasi dan Kebijakan PT PLN (Persero) Heryawan memberikan paparan saat Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 di Jakarta, Senin (29/7/2024)/Bisnis-Abdurachman
Executive Vice President Manajemen Risiko Strategis, Regulasi dan Kebijakan PT PLN (Persero) Heryawan memberikan paparan saat Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 di Jakarta, Senin (29/7/2024)/Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN telah menyampaikan draf rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2024 sampai dengan 2033 ke pemerintah. 

Dalam rancangan RUPTL itu, PLN memproyeksikan pertumbuhan permintaan setrum bakal meningkat tajam selepas 2030 di tengah penetrasi kendaraan listrik, PLTS atap, kompor induksi, serta akuisisi pembangkit listrik industri dan wilayah usaha. 

Pada skenario tinggi, permintaan listrik tahun depan diperkirakan bakal mencapai 325 terawatt hour (TWh), sedangkan dengan skenario moderat berada di level 313 TWh. 

Adapun, permintaan setrum itu bakal meningkat drastis ke level 468 TWh lewat skenario tinggi pada 2033 mendatang, sementara proyeksi di level moderat berada di angka 437 TWh. 

Roadmap sedang berproses untuk draf nolnya sudah disampaikan ke kementerian terkait dengan RUPTL dan perubahan-perubahan tadi arahnya ke energi baru terbarukan,” kata Executive Vice President Manajemen Risiko Strategis, Regulasi dan Kebijakan PLN Heryawan dalam acara Bisnis Indonesia Midyear Challenges (BIMC) 2024 di Jakarta, Senin (29/7/2024). 

Sementara itu, proyeksi permintaan listrik pada 2040 pada skenario tinggi mencapai 586 TWh, dengan potensi permintaan di skenario moderat di level 555 TWh. 

“Trennya semakin meningkat dengan semangat pertumbuhan ekonomi ke depan,” kata dia. 

Sementara itu, PLN belakangan memilih mengambil skema pengurangan capacity factor (CF) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara atau coal phase down ketimbang pensiun dini pembangkit (early retirement) untuk mengejar target nol emisi karbon. 

Skema itu dijabarkan PLN lewat skenario Accelerated Renewable Energy with Coal Phase Down (ACCEL RE Coal Phase Down), dengan proyeksi tambahan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) mencapai 62 gigawatt (GW) atau 75% dari kapasitas terpasang pembangkit sampai dengan 2040 mendatang.  

Sementara itu, pembangkit gas bakal mengambil bagian 25% dari kapasitas pembangkit nasional dalam revisi RUPTL hingga 2040 nanti. 

“Ini yang kita pilih karena ini membuat PLN sustain, kita tidak memilih sesuatu yang membuat bom waktu di PLN,” kata dia. 

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, pembahasan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional atau RUKN hampir rampung. 

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, RUKN kali ini bakal selaras dengan revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang tengah diselesaikan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.  

“Kita sudah hampir finish ini RKUN mudah-mudahan waktu dekat akan kita tetapkan,” kata Jisman saat membuka Pameran Hari Listrik Nasional ke-78 di ICE BSD City, Selasa (14/11/2023). 

Jisman menilai positif penyusunan RUPTL PLN yang belakangan selaras dengan strategi jangka panjang ketenagalistrikan nasional tersebut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper