Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Berharap Simbara Mampu Cegah Oversupply Produksi Nikel

APNI berharap penerapan Sistem Informasi Mineral dan Batubara antara Kementerian dan Lembaga (Simbara) dapat mengontrol produksi nikel di dalam negeri.
Ilustrasi pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa./JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Asosasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengharapkan penerapan Sistem Informasi Mineral dan Batubara antara Kementerian dan Lembaga (Simbara) pada sektor nikel dapat mengontrol produksi nikel di dalam negeri

Sekretaris Umum APNI Meidy Katrin Lengkey menyampaikan, adanya Simbara akan memudahkan koordinasi antara pemerintah dan pengusaha.

“Produksi itu sebenarnya kan milik negara, bukan milik perusahaan. Perusahaan hanya dilakukan kesempatan untuk kegiatan produksi, itu pun kita harus laporkan, dengan adanya ini [Simbara], diharapkan betul-betul termonitoring,“ kata Meidy saat ditemui di Kementerian Keuangan, Senin (22/7/2024).

Selain itu, Meidy juga berharap dengan adanya Simbara ini tidak akan terjadi oversupply pada komoditas nikel.

Maka dari itu, pihaknya akan terus menyosialisasikan kebijakan baru ini terhadap anggota APNI tentang tata cara untuk mengakses dan memasukan data ke Simbara.

“Jadi Simbara ini adalah monitoring, monitoring bukan hanya ke pemerintah tapi juga pelaku usaha,” ucapnya.

Tidak hanya itu, APNI berharap pemerintah dapat menjaga keamanan sistem platform Simbara. Sebab, adanya gangguan hacker yang membuat masalah jaringan atau shut down jaringan akan menjadi salah satu kelemahan dari fasilitas digital ini.

“Kita berharap Simbara ini betul-betul proper, betul-betul terkondisikan, betul-betul terimplementasi khususnya wilayah-wilayah remote area. Tambang itu banyak yang ada sinyal, jadi banyak area remote yang betul-betul bisa melaporkan detail dan faktual,” ujar Meidy.

Adapun, pemerintah resmi meluncurkan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara Kementerian dan Lembaga (Simbara) untuk komoditas nikel dan timah.

Peluncuran ini dihadiri langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri ESDM Arifin Tasrif, hingga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa Simbara untuk timah ini sudah diusulkan beberapa waktu lalu sebelum adanya kasus korupsi yang terjadi belakangan ini. Dia pun senang Simbara untuk timah dan nikel akhirnya bisa diluncurkan.

“Tapi terus sampai ada beberapa macam, sampai kejadian yang di mana, dikorupsi yang timah itu mendorong kami untuk mempercepat proses ini dan hari ini kita saya pikir sudah bisa luncurkan,” kata Luhut dalam Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah melalui Simbara di Kantor Kementerian Keuangan, Senin (22/7/2024). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper