Bisnis.com, MEDAN - Harga minyak goreng bersubsidi dengan merek Minyakita di Medan, Sumatra Utara telah mencapai Rp16.000 per liter, meski pemerintah belum resmi menaikkan harga eceran tertinggi (HET).
Dari pantauan Bisnis di Pasar Peringgan Medan, rata-rata pedagang eceran telah menjual Minyakita di kisaran harga Rp16.000 per liter atau naik Rp2.000 per liter dari HET.
Padahal, HET Minyakita (minyak goreng kemasan) menurut Pedoman Penjualan Minyak Goreng Rakyat Nomor 03 tahun 2023 yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan ialah Rp14.000 per liter. Sedangkan HET minyak curah sebesar Rp15.500 per kilogram.
Pedagang di Pasar Peringgan mengakui naiknya harga jual Minyakita telah terjadi kurang lebih dalam kurun waktu 3 minggu terakhir. Sebelum menyentuh Rp16.000 per liter, mereka menjual Minyakita dengan harga Rp15.500 per liter dari biasanya Rp14.000-Rp14.500 per liter.
Kenaikan itu menurut para pedagang akibat naiknya harga tebus Minyakita ke distributor.
"Kami mengambil Minyakita ke distributor dengan harga Rp177.000 per kardus isi 12 bungkus minyak kemasan 1 liter, atau sekitar Rp14.750 per liter," ujar pedagang yang enggan menyebut nama distributor Minyakita tersebut ketika ditemui Bisnis, Rabu (17/7/2024).
Baca Juga
Sementara minyak goreng kemasan di Pasar Peringgan terpantau dijual pedagang di rentang harga Rp16.500-Rp17.000 per kilogram atau naik berkisar Rp1.000-Rp1.500 per kg di atas HET.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha Kantor Wilayah I Ridho Pamungkas telah memanggil salah satu produsen Minyakita (PT Musim Mas) dan distributor pertama Minyakita (PT Wahana Tirtasari) di Medan terkait kenaikan harga dan kelangkaan stok Minyakita.
Pengakuan produsen, produksi Minyakita mereka memang tengah turun dari 2,9 juta liter pada Mei 2024 menjadi 1,9 juta liter di bulan Juni lantaran ekspor minyak sawit mentah (CPO) mereka mengalami penurunan akibat harga bahan baku (CPO) naik.
Sebagaimana diketahui, produksi Minyakita oleh perusahaan minyak sawit berkaitan dengan kuota ekspor.
"Dari informasi yang kami dapatkan mereka [PT Musim Mas] memang sedang ada penurunan jumlah produksi dalam 2 bulan terakhir," kata Ridho, Jumat (12/7/2024).
Dia mengatakan pihaknya masih mendalami penyebab pengurangan signifikan produksi Minyakita oleh produsen. Dia menduga ada pihak yang sengaja menahan distribusi minyak bersubsidi ini mengingat akhir Juni lalu Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan telah menyebut akan menaikkan HET Minyakita dari Rp14.000 menjadi Rp15.500 per liter.
Namun, hingga kini, belum ada pengumuman resmi dari Kemendag soal kepastian HET Minyakita.
"Ini [pengumuman kenaikan HET] kan sudah menjadi isu juga di masyarakat sehingga memicu pelaku usaha untuk mengurangi produksi atau peredaran barang di pasar," pungkasnya.