Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Untung Rugi Antidumping Keramik China terhadap Industri Lokal

Rencana pemberlakuan bea masuk antidumping keramik asal perusahaan China menuai pro kontra karena dipandang mempertaruhkan keberlangsungan industri nasional.
Karyawan mengawasi mesin proses pembuat keramik di pabrik milik PT Arwana Citramulia Tbk di Pasar Kemis, Tanggerang. Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan mengawasi mesin proses pembuat keramik di pabrik milik PT Arwana Citramulia Tbk di Pasar Kemis, Tanggerang. Bisnis/Nurul Hidayat

Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) membeberkan kehadiran pemain-pemain baru yang sebelumnya merupakan importir atau trader tengah berencana membangun pabrik keramik di Indonesia.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan, investasi baru dan penyerapan tenaga kerja dapat dipastikan akan bergulir seiring dengan sejumlah importir yang telah memulai pembangunan pabrik keramik jenis homogeneus tiles (HT) dan diharapkan rampung 2025.

"Mereka sebenarnya wait and see, hanya menunggu hasil penyelidikan KADI jika angka BMAD di atas 100% maka pilihannya adalah segera merampungkan pembangunan pabriknya," tuturnya. 

Salah satu trader atau importir utama yang dimaksud, yaitu PT Trust Trading yang akan segera melanjutkan pembangunan pabriknya di Kendal dengan kapasitas produksi 18 juta meter persegi per tahun dengan nilai investasi Rp1,2 triliun. Rencana penyerapan tenaga kerja mencapai 700 orang. 

Selain itu, PT RKI di Batang yang akan membangun pabrik dengan kapasitas produksi 21,5 juta meter persegi per tahun dengan nilai investasi Rp1,5 triliun dan akan menyerap 1000 tenaga kerja. 

"Selain para importir atau trader yang 'ganti baju' menjadi manufaktur atau pabrik, terdapat juga investasi baru dari anggota-anggota Asaki yang diperkirakan akan selesai di semester kedua tahun 2025," terangnya. 

Pihaknya juga optimistis bahwa BMAD akan segera memulihkan kapasitas produksi keramik nasional khususnya pabrik yang memproduksi homogeneus tiles/HT lantaran berhadapan langsung dengan produk impor dari China. 

Terlebih, produk tersebut hanya mampu bertahan dengan tingkat utilisasi dibawah 40% karena terdampak berat kerugian akibat praktek dumping. Untuk itu, Asaki optimistis penerapan BMAD akan meningkatkan utilisasi produksi keramik nasional kembali ke 80% tahun ini dan 90% pada 2025.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper