Bisnis.com, JAKARTA- PT Indika Energy Tbk. (INDY) menyampaikan kabar terbaru mengenai progres tambang emas Awak Mas dan tambang bauksit Perkasa Investama Mineral (PIM).
Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando menjelaskan INDY menargetkan produksi dari tambang Awak Mas ini bisa dimulai pada 2026. Hanya saja, Ricky tidak menjelaskan bagaimana progres konstruksi dari tambang Awak Mas tersebut hingga saat ini.
Sebagai informasi, tambang Awak Mas dikelola oleh anak usaha INDY, PT Masmindo Dwi Area (MDA). Proyek Awak Mas ini berlokasi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Sementara itu, untuk tambang bauksit, INDY menjelaskan tambang bauksit tersebut memiliki sumber daya bauksit hingga 30 juta ton dan cadangan sebanyak 5,7 juta ton.
"Kapasitas produksi sendiri mencapai 1 juta ton per tahun," kata Ricky, Jumat (12/7/2024).
Baca Juga : Larangan Ekspor Bauksit Baru Berjalan Setahun, Perhapi Minta Jangan Buru-buru Dilonggarkan |
---|
Saat ini, lanjut Ricky, INDY masih mencoba mencari tambahan feedstock untuk mendapatkan economies of scale untuk pembangunan smelter bauksit tersebut.
Sebagaimana diketahui, INDY mengakuisisi PIM pada 2022 melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI). Akuisisi tersebut senilai US$5 juta atau setara Rp74,89 miliar.
Lebih lanjut, Ricky menyampaikan Indika Energy masih terbuka untuk mengeksplorasi setiap peluang yang ada untuk mengakuisisi tambang logam atau smelter lainnya. Hal tersebut akan dilakukan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki INDY.
Founder Stocknow.id Hendra Wardana menjelaskan INDY melalui anak perusahaannya aktif melakukan diversifikasi ke sektor logam dan mineral.
Baca Juga : Kadin Setuju Keran Ekspor Bauksit Dibuka Lagi |
---|
Dengan memanfaatkan peluang di sektor ini, Hendra melihat INDY tidak hanya mengurangi risiko dari ketergantungan pada batu bara, tetapi juga membuka peluang pertumbuhan baru yang signifikan.
Dia melihat investasi di sektor logam seperti tembaga dan nikel, memberikan peluang bagi INDY untuk mengambil bagian dalam revolusi teknologi yang berkelanjutan, terutama dengan permintaan logam yang terus meningkat dari sektor teknologi dan kendaraan listrik.
Hendra memberikan rekomendasi bagi investor untuk tetap memantau perkembangan proyek diversifikasi emiten seperti INDY ini. INDY menurutnya telah menunjukkan komitmen untuk mengembangkan bisnis di sektor logam dan mineral, yang bisa menjadi sinyal positif bagi prospek jangka panjang mereka.