Bisnis.com, BATAM — Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bakal meninjau proses akhir sail away atau pelayaran ke laut fasilitas produksi, penyimpanan, dan penyaluran (floating production storage and offloading/FPSO) migas dari proyek Medco E&P Natuna Ltd, Forel & Bronang siang ini, Rabu (3/7/2024).
Adapun, dua proyek yang berlokasi di Wilayah Kerja South Natuna Sea Block B Laut Natuna, Kepulauan Riau, itu menelan investasi mencapai US$265,74 juta atau sekitar Rp4,3 triliun (asumsi kurs Rp16.205 per dolar AS).
Proyek Bronang rencananya bakal menambah produksi gas di level 43 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Sementara itu, Lapangan Forel bakal menambah produksi minyak dalam negeri sekitar 10.000 barel minyak per hari (bopd).
“Siang nanti kami akan meninjau finishing untuk persiapan sail away di Agustus,” kata Dwi saat ditemui di Batam, Rabu (3/7/2024).
Dwi mengatakan, kunjungan itu untuk memastikan target onstream dua proyek migas afiliasi Keluarga Panigoro tersebut bisa dieksekusi pada Oktober tahun ini.
“Apakah bisa diyakinkan Agustus memang akan sail away untuk menuju onstream Oktober,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, emiten Keluarga Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) menargetkan produksi minyak dan gas sebesar 145 mboepd sepanjang 2024.
Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan, sepanjang 2024, panduan produksi minyak dan gas sebesar 145 mboepd.
“Biaya produksi migas di bawah US$10 per setara barel minyak [boe],” kata Hilmi dalam keterangan resmi, Selasa (2/4/2024).
Hilmi mengatakan, panduan tersebut lebih rendah dari produksi 2023 karena terdapat pengurangan kontraktual hak partisipasi MedcoEnergi di PSC Koridor setelah Desember 2023, masalah keamanan di Yaman, dan permintaan gas yang lebih rendah untuk sementara di Singapura karena rendahnya harga spot LNG.
Adapun, sepanjang 2023, MEDC mencatat produksi minyak dan gas sebesar 160 mboepd dengan biaya unit produksi US$8,3 per boe.