Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Matahari Tutup Dua Gerai, Bos Ritel: Tren Pusat Perbelanjaan Sepi

Pengusaha ritel membenarkan soal kabar Matahari Departement Store tutup dua gerai di Tangerang.
PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) membuka gerai baru di AEON Deltamas, Cikarang, pada Jumat (22/4/2024).
PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) membuka gerai baru di AEON Deltamas, Cikarang, pada Jumat (22/4/2024).

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) membenarkan kabar ditutupnya dua gerai Matahari Departement Store di kawasan Tangerang, Banten. Terjadinya tren pusat perbelanjaan yang sepi menjadi salah satu penyebabnya.

Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan fenomena tutup gerai di kalangan peritel menjadi hal yang umum terjadi. Menurutnya penutupan gerai Matahari di Tangerang murni menjadi strategi bisnis manajemen.

"Itu jadi baguan dari strategi perusahaan, kan dari tahun lalu ada pergantian manajemen, mungkin itu bagian dari rencana kerja baru," ujar Budihardjo saat dihubungi, Senin (1/7/2024).

Kendati begitu, Budihardjo tak menampik bahwa fenomena sepinya pusat perbelanjaan telah berdampak pada pendapatan gerai ritel penyewa pusat perbelanjaan. Termasuk Matahari Departement Store.

Menurutnya sepinya pengunjung untuk berbelanja di mall saat ini lebih cenderung disebabkan daya saing yang rendah pada produk di dalam negeri. Kalangan menengah atas lebih memilih untuk berbelanja ke luar negeri, sementara kalangan menengah bawah lebih memilih berbelanja pakaian impor ilegal yang harganya jauh lebih murah.

Ruwetnya tata kelola impor, kata dia, membuat produk di dalam negeri jadi kalang saing. Dampaknya, pakaian impor merek global di Indonesia cenderung lebih mahal dibandingkan di negara lain. Sementara produk TPP lokal pun juga kalah saing dengan produk pakaian impor ilegal yang cenderung sangat murah.

"Kalau mall aja tidak didatangi orang, kafe dan departement store juga enggak kebagian traffic. Sebenarnya peluang usaha di Indonesia besar, namun belum ada kebijakan yang tepat aja," tuturnya.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Kamis (25/4/2024) Saham PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) telah turun 19,89% pada seminggu terakhir menjadi Rp1.490 per lembar. Perseroan bakal membayar dividen Rp452 miliar atau Rp200 per lembar dalam waktu dekat.

LPPF tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp675,36 miliar pada 2023, turun hingga 51,17% jika dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Melemahnya kinerja laba 2023 dipengaruhi oleh kinerja pada dua kuartal terakhir tahun lalu.

LPPF pada kuartal III/2023 membukukan rugi Rp53 miliar, padahal pada periode yang sama 2022 mampu membukukan laba hingga Rp136 miliar. Adapun, pada kuartal IV/2023, LPPF mencetak laba sebesar Rp45 miliar, turun dari posisi Rp329 miliar pada 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper