Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp251,4 triliun hingga Mei 2024. Realisasi penerimaan tersebut mengalami penurunan sebesar 3,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa perkembangan PNBP hingga Mei 2024 dipengaruhi oleh penerimaan baik SDA migas maupun SDA nonmigas yang mengalami penurunan.
Penerimaan SDA nonmigas hingga Mei 2024 terealisasi sebesar Rp46 triliun, turun 9,9% jika dibandingkan dengan periode Mei 2023, yang dipengaruhi oleh penurunan lifting minyak dan gas.
Pada saat yang sama, penerimaan SDA migas terealisasi sebesar Rp49,7 triliun, mencatatkan penurunan yang lebih dalam sebesar 27,3% secara tahunan, yang dipengaruhi oleh moderasi harga batu bara.
“Tren penurunan penerimaan dari PNBP SDA migas maupun nonmigas, seiring dengan penurunan dari penerimaan pajak tadi. Ini yang menyebabkan kenapa penerimaan negara mengalami kontraksi yang harus kita kelola dan waspadai,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (27/6/2024).
Sementara itu, Kemenkeu mencatat realisasi penerimaan dari kekayaan negara dipisahkan (KND), yang utamanya berasal dari setoran dividen BUMN mencapai Rp58,8 triliun atau tumbuh tinggi sebesar 41,1% secara tahunan. Dari jumlah ini, empat bank BUMN yakni BRI, Mandiri, BNI, dan BTN menyumbang ke rekening kas negara mencapai Rp49,57 triliun.
Baca Juga
“Untuk penerimaan KND, yaitu dividen BUMN sudah terkumpul Rp58,8 triliun dan kita masih akan berharap ada tambahan lagi hingga akhir tahun sesuai UU APBN,” jelas Sri Mulyani.
Lebih lanjut, penerimaan dari Badan Layanan Umum (BLU) hingga Mei 2024 tercatat mencapai Rp32,7 triliun, juga tumbuh positif sebesar 10,8% secara tahunan.
Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari BLU pendidikan dan kesehatan, serta pengelolaan kawasan otorita. Di sisi lain, pendapatan dari BLU Pengelola Dana, khususnya pendapatan pungutan ekspor sawit, mengalami perlambatan 17,8% secara tahunan.
Sri Mulyani menambahkan, realisasi PNBP lainnya mencapai Rp64,1 triliun hingga Mei 2024, turun 7,6% secara tahunan. Jika dirincikan, PNBP K/L mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,8% yang didorong oleh kenaikan denda dan dana kompensasi batu bara, pendapatan layanan jasa transportasi, serta pendapatan layanan administrasi dan hukum.