Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Bulan Pemerintah Tarik Utang Rp132,2 Triliun, Menkeu Sri Mulyani: APBN Terkelola Baik

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pembiayaan utang oleh pemerintah terealisasi sebesar Rp132,2 triliun hingga akhir Mei 2024.
Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi April 2024 pada Senin (27/5/2024). Dok Youtube Kemenkeu RI
Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi April 2024 pada Senin (27/5/2024). Dok Youtube Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pembiayaan utang oleh pemerintah terealisasi sebesar Rp132,2 triliun hingga akhir Mei 2024. Realisasi pembiayaan utang tersebut turun 12,2% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Sri Mulyani mengatakan, pengelolaan pembiayaan hingga periode tersebut dilakukan secara berhati-hati mengingat tantangan suku bunga global yang saat ini trennya tinggi atau higher for longer karena dari sisi Fed Funds Rate (FFR) yang belum turun, juga nilai tukar rupiah yang mengalami tekanan.

Dia menjelaskan, pembiayaan yang masih terjaga karena pemerintah memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL) tahun lalu, di tengah kondisi penerimaan negara yang turun sementara belanja negara mengalami kenaikan.

Sementara itu, pembiayaan anggaran hingga Mei 2024 terealisasi sebesar Rp84,6 triliun atau turun 28,7% secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Ini tidak terlepas dari pengelolaan fiskal kita yang extremely hati-hati dari 2020 semenjak terjadi pandemi dan tentu pada saat terjadi recovery kita terus menjaga dan mengantisipasi akan terjadi normalisasi seperti ini, sehingga ini adalah dampak dari kehati-hatian kita menjaga APBN selama bertahun-tahun,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (27/6/2024).

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan bahwa pembiayaan utang melalui penerbitan SBN hingga Mei 2024 telah terealisasi sebesar Rp141,6 triliun atau turun 2% secara tahunan.

Dia mengatakan, perkembangan pembiayaan hingga Mei 2024 ini menunjukkan manajemen fiskal yang dilakukan secara prudent dan antisipasi di tengah gejolak global yang saat ini masih tinggi.

“Tentu untuk bisa melindungi agar SBN Indonesia tidak mengalami tekanan yang sifatnya besar dan tidak rasional, ini adalah cara kita mengelola APBN secara hati-hati dan antisipatif,” tutur Sri Mulyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper