Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komisi VII DPR Sepakati Kuota LPG 3 Kg Naik jadi 8,2 Juta Ton pada 2025

Kuota subsidi LPG 3 kg disepakati naik menjadi 8,2 juta ton dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Pekerja menyusun tabung Liquified Petroleum Gas (LPG) di Jakarta, Senin (20/6/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pekerja menyusun tabung Liquified Petroleum Gas (LPG) di Jakarta, Senin (20/6/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Komisi VII DPR RI sepakat untuk menaikkan alokasi subsidi liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilogram (kg) pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. 

Komisi yang membidangi urusan energi itu menaikkan alokasi LPG 3 kg tahun depan ke level 8,2 juta ton atau lebih tinggi 2,1% dari kuota tahun ini sebesar 8,03 juta ton. 

“Volume LPG 3 kilogram sebesar 8,2 juta ton,” kata Wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno saat rapat kerja penetapan Asumsi Dasar Sektor ESDM RPABN Tahun 2025, Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Sementara itu, komisi energi bersama dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menetapkan Indonesian crude price (ICP) di rentang US$80 per barel sampai dengan US$85 per barel. 

Adapun, asumsi lifting migas pada RAPBN Tahun 2025 diharapkan sampai di level 1,603 juta boepd sampai dengan 1,652 juta boepdl

Perinciannya, lifting minyak ditetapkan di rentang 600.000 bopd sampai dengan 605.000 bopd. Selanjutnya, lifting gas bumi berada di rentang 1,003 juta boepd sampai dengan 1,047 juta boepd.

“Untuk cost recovery disepakati US$8,25 miliar sampai dengan US$8,5 miliar,” kata Eddy. 

Sementara itu, volume BBM bersubsidi meliputi minyak solar dialokasikan sebesar 18,5 juta kiloliter sampai dengan 19 juta kiloliter. Adapun, alokasi minyak mentah pada RAPBN 2025 ditetapkan sebesar 0,55 juta kiloliter sampai dengan 0,58 juta kiloliter. 

“Subsidi listrik mencapai Rp84 triliun sampai dengan Rp88,36 triliun,” kata dia. 

Angka-angka yang disepakati bersama dengan komisi energi itu tidak banyak bergeser dari usulan yang disampaikan Arifin dalam rapat penetapan asumsi dasar. 

Kendati demikian, kata Arifin, terdapat kenaikan volume subsidi energi pada tahun depan dibandingkan dengan alokasi yang disediakan selama tahun ini.

“Mencermati realisasi 2024 dan outlook 2024, kami usul volume LPG 3 kilogram dalam RAPBN 2025 8,17 juta ton, arah kebijakan LPG melanjutkan transformasi LPG 3 kilogram basis penerima manfaat terintegrasi yang akurat,” kata Arifin. 

Di sisi lain, dia melanjutkan, kelanjutan dari pembenahan penyaluran subsidi LPG 3 kilogram bakal memperhatikan kondisi dan situasi perekonomian nasional nantinya. 

“Transformasi LPG 3 kilogram mempertimbangkan kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat,” tuturnya. 

Kementerian ESDM memproyeksikan penyaluran LPG 3 kg bakal melebihi alokasi APBN 2024 atau overkuota sampai akhir tahun ini. 

Otoritas hilir migas memperkirakan konsumsi gas melon subsidi sampai akhir 2024 mencapai di angka 8,121 juta ton. Prognosa itu lebih tinggi dari alokasi yang ditetapkan dalam APBN 2024 di angka 8,03 juta ton.  

Sementara itu, realisasi penyaluran LPG 3 kg pada periode Januari-Mei 2024 telah mencapai 3,37 juta ton atau 41,9% dari kuota yang ditetapkan dalam APBN tahun ini.

Adapun, Kementerian ESDM mencatat kenaikan penyaluran LPG 3 kg selama 2019 sampai dengan 2022 berada di kisaran 4,5% setiap tahunnya. Kendati demikian, terjadi tren penurunan pada penyaluran 2022 ke 2023 ke level 3,2%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper