Bisnis.com, JAKARTA -- Pergerakan mata uang Asia, terutama yen dan euro, terpengaruh menjelang keputusan kebijakan bank sentral di negaranya dan gejolak geopolitik yang terjadi.
Yen berada dalam posisi defensif pada Jumat (14/6/2024) menjelang keputusan kebijakan dari Bank of Japan (BOJ) yang mungkin akan mengurangi stimulus moneter besar-besaran.
Dolar kemudian berada dalam posisi kuat, didukung oleh keuntungan terhadap euro dan permintaan safe-haven akibat pemilihan suara di Prancis yang memicu kekhawatiran dan ketidakpastian politik, terutama di zona euro.
Yen sedikit melemah di 157,08 per dolar dan berada di jalur untuk kerugian mingguan sekitar 0,2%, meskipun pergerakannya sebagian besar tertahan menjelang penutupan pertemuan kebijakan moneter dua hari BOJ pada Jumat (14/6).
Meskipun terdapat ekspektasi bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga super rendah, BOJ mungkin akan mengumumkan pengurangan pembelian obligasi secara besar-besaran, sebuah langkah perlahan namun pasti untuk menjauh dari pelonggaran kuantitatif.
"Risikonya mungkin sedikit asimetris. Jika mereka mengumumkan tidak ada perubahan, maka yen akan melemah, sedangkan ruang lingkup yen untuk menguat, dengan asumsi mereka melakukan hal serupa, mungkin sangat terbatas," jelas Kepala Strategi FX di National Australia Bank, Ray Attrill.
Baca Juga
Di pasar yang lebih luas, mata uang utama berjuang untuk membuat kemajuan melawan dolar yang sedikit lebih kuat pada Jumat (14/6), dengan pound sterling turun 0,08% menjadi US$1,2752. Pound diperkirakan akan mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 0,3%.
Pada pukul 09.55, rupiah tampak melemah 54 poin terhadap dolar dan berada di level 16.358. Sebelumnya, rupiah dibuka turun ke posisi 16.295.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan rupiah pada Jumat (14/6) akan fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp16.230-Rp16.310.
Sejumlah mata uang Asia lainnya juga melemah terhadap dolar, dengan yuan China melemah 0,03%, peso Filipina 0,06%, won Korea 0,22%, dolar Taiwan 0,17%, dan dolar Singapura 0,01%. Sementara itu, baht Thailand menguat 0,02% di level 36.7340.
Data yang dirilis pada Kamis (13/6) menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam 10 bulan pada minggu lalu. Data terpisah juga menunjukkan harga produsen secara tak terduga menurun pada Mei 2024, menambah spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memulai siklus pelonggaran pada September 2024.