Bisnis.com, JAKARTA - Aksi boikot produk dan perusahaan yang terafiliasi dengan Israel oleh sekelompok pihak yang mengeklaim bela Palestina di Indonesia justru menimbulkan polemik.
Belum lama ini, terdapat video viral yang diunggah akun @ma*as**r_i*nfo, sejumlah pemuda yang diduga dari sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) mengenakan pakaian serba putih, peci, lengkap dengan bendera Palestina masuk ke dalam gerai.
Pendemo memaksa pengunjung keluar gerai dan salah satunya melakukan pemukulan terhadap pengunjung. Adapun, aksi tersebut dilakukan Jumat (7/6/2024) di Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Tak hanya itu, aksi serupa juga dilakukan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Dalam video viral dikutip akun Instagram @in*o_eta*, Minggu (9/6/2024), sekelompok pemuda yang mengeklaim bela Palestina nampak mendatangi dan masuk gerai Starbucks.
Massa pendemo menggunakan pakaian serba hitam, membawa bendera Palestina dengan mengendarai motor, dan membunyikan klakson di area parkir dan teras gerai kopi tersebut.
Teranyar, curhatan seorang pegawai di salah satu perusahaan yang terdampak boikot produk Israel menjadi viral di media sosial TikTok. Menurut unggahan tersebut, aksi boikot Starbucks, KFC dan McDonald's telah mengancam keberlangsungan kerja para pegawai kontrak.
Baca Juga
"Anak saya kontrak kerja di KFC nya ga diperpanjang gara-gara aksi boikot. Sekarang jadi pengangguran, padahal punya anak istri, belum punya cicilan KPR Rumah, sudah coba melamar kesana kesini masih belum dapat kerjaan, mana yang teriak-teriak Pro-Palestina? Ada enggak yang kepikiran bagaimana suadara sebangsa bahkan seagama?," tulis warganet dalam unggahan yang beredar viral media sosial TikTok, dikutip Sabtu (8/6/2024).
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Sabtu (25/5/2024), McDonald's menjadi target boikot setelah foto dan video di media sosial menunjukkan gerai-gerai waralabanya di Israel memberikan makanan kepada para tentara Israel setelah serangan 7 Oktober 2023.
Akan tetapi, jauh sebelum aksi boikot yang berujung geruduk gerai ini terjadi di sejumlah kota Indonesia, perusahaan waralaba yang dituding terafiliasi dengan Israel telah blak-blakan menjelaskan posisinya.
PT Rekso Nasional Food, pemegang waralaba dan pengembang merek McDonald’s di Indonesia, telah menjelaskan kepada publik bahwa mereka merupakan entitas yang beroperasi secara independen dan tidak terafiliasi dengan kegiatan operasional maupun keputusan McDonald’s di negara lain, termasuk McDonald’s Israel.
Berdasarkan laman resmi perusahaan yang diunggah Oktober 2023, perusahaan swasta tersebut sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha asli Indonesia dengan jumlah karyawan lebih dari 16.000 tenaga kerja lokal.
Setali tiga uang, Starbucks dalam laman resminya telah membantah telah memberikan dukungan keuangan kepada pemerintah Israel atau pihak militer Israel.
"Meskipun pernyataan yang tidak benar tersebar melalui media sosial, kami tidak memiliki agenda politik. Kami tidak menggunakan keuntungan kami untuk mendanai operasi pemerintah atau militer di mana pun – dan tidak pernah melakukannya," tulis perusahaan.
PT Sari Coffee Indonesia, sebagai mitra pemegang lisensi Starbucks bahkan sempat melakukan donasi bersama sebesar Rp5 miliar kepada World Central Kitchen untuk menyediakan lebih dari 100.000 makanan untuk masyarakat di Gaza pada 17 Mei 2024.