Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Turki melalui Kementerian Perdagangan akan menambahkan 40% tarif impor kendaraan asal China, untuk menghentikan kemungkinan penurunan saldo rekening giro dan melindungi pembuat mobil domestik.
Dikutip dari Reuters, Minggu (9/6/2024) Turki akan menambahkan tarif yang ditetapkan minimal US$7.000 per unit kendaraan dan mulai berlaku per 7 Juli. Aturan ini telah disetujui melalui Keputusan Presiden dalam Berita Resmi Negara.
"Tarif tambahan akan dikenakan pada impor kendaraan penumpang konvensional dan hibrida dari Tiongkok untuk meningkatkan dan melindungi penurunan pangsa produksi domestik," kata Kementerian Perdagangan Turki.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian juga mengatakan keputusan tarif tambahan dibuat dengan mempertimbangkan target defisit transaksi berjalan dan upaya untuk mendorong investasi dan produksi domestik.
Adapun, keputusan itu mengatakan jika tarif 40% yang dihitung dari harga kendaraan impor di bawah US$7.000 maka tarif minimum US$7.000 akan dikenakan.
Sebelumnya, pada tahun 2023, Turki memberlakukan tarif tambahan untuk impor kendaraan listrik dari Tiongkok dan membawa beberapa peraturan mengenai perawatan dan layanan EV.
Baca Juga
Kebijakan ini sebagai langkah dari pemerintah Turki untuk mendorong lebih banyak produksi dan ekspor untuk mengurangi defisit transaksi berjalan kronis, yang mencapai US$45,2 miliar tahun lalu.
Sebagaimana diketahui, China menghadapi tekanan perdagangan yang meningkat di seluruh dunia atas pertumbuhan ekspor kendaraan listriknya, yang diklaim banyak negara sedang disubsidi secara besar-besaran oleh Beijing untuk mendukung ekonominya yang terseok.
Alhasil, Amerika Serikat mulai meningkatkan tarif impor barang dari China, termasuk kendaraan hingga komoditas lainnya. Tak hanya itu, Uni Eropa diperkirakan akan mengumumkan tarif tambahan untuk importasi dari China pada pekan depan.