Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko buka suara soal fenomena blackout atau pemadaman listrik oleh PLN yang terjadi di Pulau Sumatra hingga dirasakan lebih dari 24 jam.
Moeldoko menilai bahwa alasan penanganan yang kurang cepat dikarenakan jaringan interkoneksi yang terhubung dengan sejumlah wilayah di Sumatra belum merata seperti di pulau Jawa.
“Di Sumatra memang perlu ada penguatan kapasitas sehingga kalau terjadi sesuatu lagi dicari di mana sumber yang bisa dialirkan ke sana,” ucapnya kepada wartawan di Gedung Grida Bhakti, Jumat (7/6/2024).
Lebih lanjut, Moeldoko mengamini bahwa PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN perlu menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi defisit pasokan listrik di beberapa daerah dalam beberapa waktu ke depan.
Mengingat, kata Moeldoko saat ini memang ada beberapa daerah yang pertumbuhan permintaan listriknya jauh lebih tinggi daripada yang telah diperkirakan.
“Oleh sebab itu PLN memang perlu lebih fleksibel sehingga pengembangan-pengembangan listrik yang melalui wilayah-wilayah khusus perlu dikembangkan lagi,” katanya.
Baca Juga
Di sisi lain, dia menjelaskan bahwa sebenarnya pemerintah pun telah menargetkan kapasitas terpasang PLTS Atap pada 2025 mencapai 3.600 Mega Watt (MW) atau sekitar 3,6 Giga Watt (GW).
Kendati demikian, dia melanjutkan dalam realisasinya apabila sebuah infrastruktur ingin dibangun ada banyak fasilitas yang juga perlu dipertimbangkan untuk dibangun.
“Memang risikonya kalau sebuah wilayah mengalami pertumbuhan, karena investasi akan membangun pabrik, karena pertumbuhan populasi harus membangun perumahan, listrik memang harus dipikirkan inline dengan bagaimana infrastruktur yang lain baik air dari elektrik dari yang lain-lain dipikirkan,” pungkas Moeldoko.
Blackout atau pemadaman listrik besar-besaran dengan durasi cukup lama masih saja terjadi di negeri dengan pasokan energi melimpah ini.
Kali ini, kejadian blackout menimpa sebagian wilayah Pulau Sumatra. Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki cadangan listrik berlebih. Berdasarkan data PLN per Desember 2023, sistem kelistrikan Sumatra memiliki cadangan daya yang sangat besar dengan reserve margin sebesar 41%.
Reserve margin merupakan cadangan daya pada sistem ketenagalistrikan terhadap beban puncak. Tingkat keandalan pasokan listrik di suatu sistem dicerminkan oleh besarnya reserve margin ini. Idealnya reserve margin yang optimal berada di kisaran 24%-35%. Besarnya reserve margin di Sumatra menunjukkan bahwa sistem kelistrikannya mengalami kelebihan pasok.
Sejak Selasa (4/6/2024) hingga Rabu (5/6/2024), aliran listrik mulai dari Aceh hingga Lampung mengalami pemadaman bergilir dengan durasi yang bervariasi, mulai dari 10 jam, bahkan ada yang hingga 24 jam.
Padamnya aliran listrik tersebut terjadi karena adanya gangguan pada jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV Linggau-Lahat yang terjadi pada Selasa (4/6). Sistem transmisi tersebut merupakan jaringan interkoneksi yang terhubung dengan sejumlah wilayah di Sumatra. Hal ini mengakibatkan terganggunya tak kurang dari 29.000 gardu distribusi yang memasok listrik pelanggan.