Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat kementerian transportasi Jepang memulai penyelidikan di kantor pusat Toyota Motor setelah ditemukan kejanggalan dalam permohonan sertifikasi untuk model kendaraan tertentu.
Awal mula permasalahan mengenai uji sertifikasi dimulai dari skandal tes uji keselamatan unit mobil Toyota Daihatsu. Kementerian Jepang kemudian memberikan perintah untuk memeriksa praktik sertifikasi di seluruh industri, sehingga menjerat produsen mobil Jepang lainnya.
Toyota, Mazda, Honda, Suzuki dan Yamaha Motor menjelaskan bahwa pihaknya telah memberikan data yang cacat atau dimanipulasi ketika mengajukan permohonan sertifikasi kendaraan.
Beberapa analis mencatat bahwa Toyota akan mendapatkan tekanan yang lebih besar untuk memperkuat tata kelola.
Analis lainnya mengatakan bahwa dampak terhadap penjualan mungkin akan terbatas, lantaran Toyota hanya menangguhkan penjualan tiga model. Pesaing domestik lainnya yang banyak juga tidak memenuhi standar kementerian.
“Jika menyangkut penjualan sebenarnya di pasar Jepang, kerugiannya bisa dikendalikan atau cukup kecil, karena konsumen pada dasarnya tidak punya alternatif lain di Jepang,” jelas kepala penelitian mobilitas di Macquarie, James Hong, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (5/6).
Baca Juga
Di lain sisi, walaupun Toyota dan Mazda menangguhkan penjualan beberapa model, pihaknya mengatakan bahwa tidak ada masalah performa yang melanggar peraturan dan pelanggan tidak perlu berhenti menggunakan mobil mereka.
Selain itu, pengungkapan terbaru ini dapat mengganggu produksi di subkontraktor dan perusahaan-perusahaan kecil dalam rantai pasokan otomotif Jepang yang luas.
Skandal uji keselamatan sebelumnya telah menyebabkan penghentian produksi di perusahaan-perusahaan grup Toyota, dan pengungkapan terbaru dapat mengganggu produksi di subkontraktor dan perusahaan-perusahaan kecil dalam rantai pasokan otomotif Jepang yang sangat luas.
Kepala ekonom eksekutif di Dai-ichi Life Research Institute Toshihiro Nagahama menuturkan bahwa hal ini dapat berdampak buruk pada perekonomian Jepang.
“Dampaknya tidak dapat diabaikan,” tuturnya, dan menambahkan bahwa hal ini dapat merugikan pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal ini jika subkontraktor mengalami gangguan dan konsumen menjadi lebih ragu untuk membeli mobil.
Saham Toyota, Honda dan Mazda telah kehilangan hampir 3% sejak penutupan pada Jumat (31/5) sementara Yamaha telah jatuh 1,3% dan saham Suzuki datar.