Bisnis.com, BATAM - Dampak tingginya harga tiket feri Batam-Singapura mulai dirasakan saat ini. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Batam, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Batam selama April 2024 mengalami penurunan sebesar 24,47%.
"Pada April 2024, jumlah kunjungan wisman tercatat sebanyak 79.179 kunjungan. Ada penurunan signifikan sebesar 24,47% jika dibandingkan kunjungan wisman di Maret 2024 sebanyak 104.831 kunjungan," kata Kepala BPS Batam, Eko Apriyanto di Batam, Rabu (5/6/2024).
Penurunan kunjungan wisman paling tinggi terjadi dari Singapura. Jika pada Maret 2024, ada kunjungan sebanyak 58.693, maka April hanya sebanyak 38.180 kunjungan.
"Penurunannya sebesar 34,95%. Kalau dibandingkan dengan April 2023, turun sebesar 24,78%," katanya lagi.
Kunjungan wisman dari Malaysia juga turun sebesar 8,45%. Pada April 2024 sebanyak 14.709 kunjungan, dari yang sebelumnya 16.066 kunjungan. Selanjutnya wisman India juga turun dari 3.492 kunjungan pada Maret 2024 menjadi 2.742 kunjungan.
Pengaruh dari penurunan kunjungan wisman juga berdampak pada tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang.
Baca Juga
TPK di Kepri pada April 2024 mencapai rata-rata 51,63% atau turun 3,22 poin dibanding TPK Maret 2024 sebesar 54,85%.
Penurunan jumlah wisman khususnya dari Singapura ini ditengarai karena tingginya harga tiket feri dari Batam ke Singapura, yang sudah berlangsung sejak usai pandemi Covid-19.
Hal pelik ini menjadi perhatian dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), serta asosiasi pengusaha besar, seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam.
Menurut Ketua Kadin Batam, Jadi Rajagukguk, persoalan ini sudah sangat berlarut-larut dan belum ada solusi sama sekali. Harga tiket masih mahal di sekitar Rp800.000.
"Ada kurang lebih 50 juta orang asing baik yang permanent resident dan kunjungan turis, tinggal selangkah lagi ke Batam. Tapi harga tiket ditambah Visa on Arrival [VoA] menjadikan ongkos lebih mahal, sehingga mereka mengalihkan pilihan ke lokasi yang lebih murah seperti Johor," paparnya.
Terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam Rafki Rasyid mengatakan Apindo dapat banyak keluhan dari pelaku usaha pariwisata soal mahalnya tiket feri ini.
"Mahalnya harga tiket ferry Batam-Singapura ini menjadi hambatan tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Batam. Apindo sudah meminta penjelasan ke operator Ferry yang ada di Batam, namun alasan mereka hanya kepanjangan tangan perusahaan yang kantor pusatnya di Singapura," ujarnya.
KPPU sendiri sudah turun tangan untuk menyelidiki tingginya harga tiket, yang diduga permainan kartel, sehingga untuk saat ini mereka tengah meminta keterangan dari empat operator feri di Batam.