Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS dan Ekonom Sepakat Deflasi Mei 2024 0,03% Bukan karena Pelemahan Daya Beli

BPS dan ekonom mengatakan deflasi pada Mei 2024 terjadi akibat normalisasi harga setelah naik pada momen Ramadan dan Idulfitri
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (5/2/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (5/2/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya deflasi yang terjadi secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Mei 2024 sebesar 0,03% bukanlah akibat pelemahan daya beli.  

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menegaskan bahwa BPS merekam adanya fluktuasi harga karena terdapat perubahan harga komoditas usai periode Lebaran.  

“BPS tidak berhak menentukan ini apakah tekanan daya beli atau tidak, tetapi BPS mencatat rekaman harga dan kita tuangkan dalam bentuk inflasi/deflasi,” tegasnya kepada wartawan di Kantor BPS, Senin (3/6/2024).  

Amalia menjelaskan bahwa deflasi pada Mei 2024 yang merupakan deflasi pertama sejak Agustus 2023 ini utamanya disumbang oleh penurunan harga secara umum yang terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, serta kelompok transportasi.  

Secara terperinci, deflasi pada Mei ini utamanya didorong oleh beras yang kembali mengalami deflasi sebesar 3,59% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,15%.  

Adapun, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengamini bahwa terjadinya deflasi ini memang bukan karena adanya pelemahan daya beli, melainkan normalisasi harga yang terjadi setelah sebelumnya melambung pada Ramadan dan Idulfitri.  

“Betul [bukan karena pelemahan daya beli] dan secara umum mengingat faktor musiman sudah berlalu, normalisasi harga-harga pangan dan tarif transportasi pasca Lebaran yang menjadi pendorong deflasi,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (3/6/2024).  

Josua menuturkan demand masyarakat masih tetap tinggi yang tercermin dari inflasi sisi permintaan masih cenderung stabil di kisaran 1,93% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. 

Normalisasi harga pangan utamanya terpantau dari harga beras yang juga deflasi dalam tiga bulan terakhir. Di mana andil inflasi beras mengalami penurunan dari 0,74% pada Maret 2024 menjadi 0,43% pada Mei 2024.  

Hal senada juga diturukan oleh Kepada Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro yang melihat bahwa angka deflasi Mei 2024 menandai penurunan dari 0,25% (mtm)  yang tercatat di bulan sebelumnya. 

“Terutama karena efek normalisasi pasca Idulfitri pada harga makanan dan biaya transportasi,” ujarnya dalam keterangan resmi. 

Sementara melihat dari data tahun berjalan atau year-to-date (ytd), inflasi berada di angka 1,16%. 

Artinya, capaian ini masih dalam radar pemerintah maupun Bank Indonesia (BI). Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam APBN 2024 mematok inflasi keseluruhan tahun ini berada di level 2,8%. Sementara BI menargetkan inflasi di rentang 1,5% hingga 3,5% (yoy).

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper