Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Klaim Tapera Bisa Atasi Backlog Rumah, Ini Alasannya

Pemerintah meyakini bahwa program Tapera dapat mengatasi persoalan backlog perumahan. Berikut ini penjelasannya.
Foto aerial salah satu perumahan subsidi di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial salah satu perumahan subsidi di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho meyakini bahwa program Tapera dapat mengatasi persoalan backlog perumahan.

Dia mengatakan bahwa proses menekan angka ketimpangan kepemilikan rumah atau backlog bukanlah pekerjaan mudah. Pasalnya, terdapat penambahan 700.000 hingga 800.000 keluarga baru setiap tahunnya yang membutuhkan rumah.

Sementara itu, Heru mengungkapkan pemerintah terus berupaya menekan angka backlog perumahan yang dilaporkan mencapai 12,7 juta unit. 

“Dari berbagai macam skema, Tapera ini sebenarnya skema untuk meningkatkan leverage output penyediaan rumah skema KPR dan lainnya bagi rakyat yang belum memiliki tempat tinggal,” kata Heru kepada Bisnis, Jumat (31/5/2024). 

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 angka backlog rumah turun dari 10,51 juta unit pada 2022 menjadi 9,9 juta unit pada 2023. 

Senada, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna mengatakan bahwa backlog perumahan sejatinya menjadi tantangan klasik yang masih terus mengganggu lantaran tak kunjung menunjukkan penurunan yang berarti.

Porsi anggaran pemerintah yang relatif kecil untuk sektor perumahan disinyalir menjadi salah satu alasannya. Alhasil, program iuran Tapera diyakini dapat menjadi jawaban untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Bahkan BP Tapera punya tenor 35 tahun. Bisa ngga menyelesaikan backlog? Justru dengan makin banyaknya peserta Tapera makin besar kemungkinan kita untuk menyelesaikan backlog,” tandas Herry.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper