Bisnis.com, JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola bandara, PT Angkasa Pura I atau AP I dan PT Angkasa Pura II (AP II), akan segera bubar dan merger menjadi perusahaan baru bernama PT Angkasa Pura Indonesia
Dalam prospektus pada laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia yang diakses Kamis (30/5/2024), penggabungan ini akan membuat status hukum masing-masing AP I dan AP II berakhir alias bubar.
Seluruh aktiva dan pasiva kedua perusahaan ini juga akan dialihkan ke Angkasa Pura Indonesia atau API selaku perseroan terbatas yang menerima penggabungan ini.
“Kegiatan usaha kedua perusahaan di bidang jasa kebandarudaraan akan dilanjutkan oleh API sebagai perusahaan penerima penggabung,” demikian kutipan prospektus tersebut, Kamis (30/5/2024).
Adapun, tanggal efektif penggabungan masih akan menunggu beberapa tahapan lain, seperti penerbitan persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menkumham hingga laporan posisi keuangan penutupan (closing account) AP I, AP II, dan API sebelum pelaksanaan penggabungan.
Berdasarkan diskusi Direksi AP I, AP II, dan API, direncanakan laporan posisi keuangan penutupan (closing account) masing-masing AP 1, AP 2, dan API sebelum pelaksanaan penggabungan adalah per 30 Juni 2024.
Baca Juga
Sementara itu, laporan posisi keuangan pembukaan (opening account) API setelah efektifnya pelaksanaan Penggabungan adalah per 1 Juli 2024.
Adapun, Angkasa Pura Indonesia nantinya akan melaksanakan kegiatan usaha sebagai perusahaan holding. Hal ini termasuk untuk melakukan konsultasi manajemen pada sektor kebandarudaraan, transportasi, dan sektor lainnya yang terkait, dengan kegiatan usaha antara lain aktivitas perusahaan holding dan konsultasi manajemen lainnya.
Sehubungan dengan Penggabungan, Angkasa Pura Indonesia juga tengah dalam proses untuk melakukan penambahan kegiatan usaha berupa pengangkutan dan pergudangan, dengan klasifikasi aktivitas kebandarudaraan.
Selanjutnya, pada perkiraan struktur modal, Pemerintah Indonesia akan menjadi pemegang dua Saham Seri A senilai Rp2 juta.
Kemudian, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney akan menjadi pemegang saham mayoritas Saham Seri B sebesar 99,9 persen, senilai Rp66,3 triliun. Selanjutnya, 1 saham dimiliki PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko senilai Rp1 juta.
Adapun, modal dasar memiliki nilai nominal sebesar Rp100 triliun, dengan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp66,3 triliun.