Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Goldman Wanti-Wanti, Dolar AS Bakal Menguat Jika Bank-Bank Sentral Lakukan Ini

Goldman Sachs Group Inc. menilai bahwa dolar AS menguat kuat jika Federal Reserve mempertahankan suku bunga sementara bank sentral lain lebih dulu memangkasnya.
Tumpukan uang dolar AS di New York, Amerika Serikat. - Bloomberg/Scott Eells
Tumpukan uang dolar AS di New York, Amerika Serikat. - Bloomberg/Scott Eells

Bisnis.com, JAKARTA - Goldman Sachs Group Inc. menilai bahwa dolar AS akan tetap kuat jika Federal Reserve tetap mempertahankan suku bunga sementara bank sentral lain lebih dulu memangkasnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh ahli strategi yang dipimpin oleh Kamakshya Trivedi dan Joseph Briggs, dalam catatannya. Analis Goldman memperkirakan bahwa perbedaan kebijakan berpotensi membuat dolar AS lebih kuat. 

“Jika The Fed tetap menahan suku bunga namun lebih banyak bank sentral lain memutuskan untuk melanjutkan pelonggaran domestik dibandingkan menunggu keputusan bank sentral AS, maka perbedaan kebijakan kemungkinan akan membuat dolar menguat lebih lama,” tulis analis Goldman, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (22/5/2024). 

Dolar AS telah menguat terhadap semua mata uang dari kelompok negara G10 tahun ini. Indeks dolar Bloomberg yang melacak kekuatan greenback naik hampir 3%.

Pelaku pasar juga mulai meragukan apakah The Fed akan menurunkan suku bunga dua kali seperti yang diperkirakan minggu lalu setelah data inflasi April berada di bawah ekspektasi. 

Pasar swap kini memperkirakan penurunan suku bunga sekitar 40 basis poin pada akhir tahun, dengan penurunan pertama sebesar 25 basis poin diperkirakan akan terjadi pada pertemuan kebijakan November 2024.

Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan jika data ekonomi AS terus melemah dalam tiga hingga lima bulan ke depan, bank sentral dapat mempertimbangkan untuk menurunkan biaya pinjaman pada akhir tahun ini. 

Sementara itu, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengindikasikan bahwa kemungkinan akan ada penurunan suku bunga bulan depan, dengan pertumbuhan inflasi yang cepat sekarang sudah terkendali.

“Ketika perbedaan makro dan potensi kebijakan lebih terlihat, para pembuat kebijakan terus memperhatikan perubahan yang dilakukan The Fed untuk membatasi tingkat volatilitas mata uang,” jelas para analis. 

Jika bank sentral di seluruh dunia mulai menurunkan suku bunganya relatif lebih awal dan lebih agresif dibandingkan The Fed, mereka berpendapat bahwa langkah ini dapat membantu Negeri Paman Sam mencapai target inflasinya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper