Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Barang Konsumsi Nyaris Turun 24%, Lartas Efektif?

Larangan terbatas (lartas) impor mulai memberikan efek terhadap impor konsumsi yang turun 23,96% month-to-month (mtm) pada April 2024.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Larangan terbatas (lartas) impor mulai memberikan efek terhadap impor konsumsi yang turun 23,96% month-to-month (mtm) pada April 2024. Namun, efektivitas lartas dinilai masih terbatas. 

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, dampak yang diberikan masih kecil jika melihat tren impor barang konsumsi yang cukup tinggi secara kumulatif periode Januari-April 2024. 

"Artinya, secara umum permintaan untuk barang konsumsi itu relatif masih tumbuh positif dan ini yang saya katakan meskipun memberikan dampak, tetapi dampak dari kebijakan lantas impor ini relatif terbatas," ujarnya kepada Bisnis, dikutip Jumat (17/5/2024). 

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), impor barang konsumsi naik 12,55% pada periode Januari-April 2024 dengan nilai US$6,8 miliar. Pada April 2024, nilai impor barang konsumsi sebesar US$1,4 miliar. 

Melihat kondisi tersebut, dia menilai lartas impor sedikit banyak memengaruhi masuknya produk barang jadi, meskipun belum penerapannya masih perlu didorong untuk beberapa komoditas produk impor. 

Di sisi lain, Yusuf tidak melihat bahwa lartas impor menjadi siasat menjaga surplus neraca perdagangan. Pasalnya, ada indikator ekspor yang relatif meningkat. 

"Meski demikian surplus yang terjadi sebenarnya tidak serta merta disebabkan oleh larangan terbatas impor saja, tetapi juga faktor seperti pertumbuhan ekspor," tuturnya. 

Terlebih, bulan lalu terjadi pelemahan rupiah yang cukup mendalam sehingga dapat berdampak terhadap nilai ekspor yang berubah, meskipun secara volume perubahannya tidak begitu besar.

BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 kembali mencetak surplus US$ 3,56 miliar. Sedangkan secara kumulatif, surplus neraca perdagangan sejak Januari-April2024 mencapai US$10,87 miliar. 

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan kondisi ini mengalami penurunan US$1,02 miliar secara bulanan (month-to-month/mtm).

Dia menuturkan surplus neraca dagang pada Maret 2024 lebih rendah dari bulan sebelumnya ataupun bulan yang sama pada tahun lalu. 

"Surplus neraca dagang Indonesia pada April 2024 sebesar US$4,47 miliar. Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 46 bulan berturut sejak Mei 2020 atau selama 4 tahun beruntun," katanya dalam konferensi pers, Rabu (15/5/2024). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper