Bisnis, JAKARTA - Pertumbuhan kawasan industri masih prospektif seiring dengan menggeliatnya sektor data center, kimia, hingga logistik. Hal itu juga mendapat dukungan pemerintah berupa insentif anyar untuk mengakselerasi pembangunan industri.
Dalam 2 tahun terakhir, sektor data center mendominasi serapan ruang di kawasan industri. Demikian juga e-commerce yang menyerap ruang pergudangan di kawasan industri.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi merilis Peraturan Pemerintah (PP) No. 20/2024 tentang Perwilayahan Industri. Beleid itu mengatur mengatur kembali terkait perwilayahan industri dan kawasan industri dalam rangka mendorong percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri di seluruh wilayah Indonesia.
Selain soal kawasan industri, terdapat pula informasi komprehensif lainnya yang menjadi pilihan BisnisIndonesia.id pada Selasa (14/5/2024). Di antaranya adalah:
1. Mendongkrak Kinerja Positif Bisnis Kawasan Industri
Sepanjang tahun lalu, performa sektor industri lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Performa pertumbuhan sektor logistik di greater Jakarta di akhir tahun lalu cukup baik dengan tambahan stok yang meningkat sekitar 18% (year-on-year/YoY).
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan permintaan dan tambahan stok yang datang di lahan kawasan industri ini berdampak pada tekanan harga.
Director of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo menuturkan pada kuartal I tahun 2024 terdapat perluasan kawasan Jababeka 9 yang menambah 60 hektare lahan industri ke dalam pasokan lahan industri di wilayah Jabodetabek sehingga total kumulatif pasokan lahan industri mencapai 16.628 hektare.
2. Setitik Asa Industri Timah di Tengah Segudang Persoalan Tambang
Segudang persoalan yang membelit tambang timah di Tanah Air tidak menyurutkan langkah pelaku usaha untuk terus melakukan ekspansi bisnis komoditas tambang tersebut. Masih bertumbuhnya industri manufaktur elektronik di Asia Tenggara memberi secercah harapan bagi industri timah nasional.
Optimisme itu setidaknya tergambarkan dari langkah Hashim Djojohadikusumo, pengusaha sekaligus adik dari presiden terpilih Prabowo Subianto. Bersama anaknya Aryo Djojohadikusumo, Hashim melakukan ekspansi bisnis timah di Batam, Kepulauan Riau dengan membangun pabrik olahan timah, yakni solder.
Dengan investasi awal sebesar Rp400 miliar, Hashim mendirikan pabrik solder yang diberi nama PT Solder Tin Andalan Indonesia (Stania), anak perusahaan dari Arsari Tambang (Arsari Group) miliknya.
3. Kenaikan Inflasi China Picu Pelemahan Pasar Saham Asia
Pasar saham di Asia Pasifik langsung tergelincir akibat data inflasi China yang kuat pada April. Biro Statistik Nasional pada Sabtu (11/5/2024) melaporkan Indeks harga konsumen (IHK) meningkat 0,3% dari tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan 0,1% pada Maret 2024 dan juga lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, dengan perkiraan median 0,2%.
Selain itu, sentimen dari jelang pengumuman pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal I/2024 juga membetot perhatian para investor. Produk domestik bruto (PDB) Jepang diperkirakan terkontraksi 1,5%, menurut poling Reuters. Hal ini bisa membahayakan rencana Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga acuan.
4. Jejak Persaingan Jepang dan China di Jalur Kereta
Proyek MRT Jakarta dipastikan berlanjut setelah Jepang secara resmi mengucurkan pinjaman senilai ¥140,69 miliar atau Rp14,51 triliun (kurs ¥1=Rp103,29) ke Indonesia. Suntikan ini terus memperkuat jejak Negeri Sakura untuk proyek tersebut.
Dana segar itu dipinjamkan Jepang untuk pembangunan MRT Jakarta East-West Line Fase 1 dengan rute keseluruhan membentang dari Cikarang, Jawa Barat ke Balaraja, Banten.
Pengesahan pemberian pinjaman ini tertuang dalam penandatanganan pertukaran nota antara Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani pada Senin (13/5/2024).
5. Beda Nasib Unit Usaha Syariah Bank Umum Menjelang Tenggat Spin Off
Di tengah momentum tenggat waktu spin off, kinerja bisnis unit usaha syariah (UUS) sejumlah bank umum terlihat beragam pada kuartal pertama tahun ini. Beberapa bank sukses mengerek kinerja UUS mereka, tetapi yang lain justru mengalami kerugian.
Di antara bank-bank yang cukup sukses mengerek kinerja bisnis syariahnya, ada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., yang berhasil meraup laba bersih Rp164,1 miliar pada UUS-nya atau BTN Syariah.
Capaian kinerja kuartal I/2024 itu melesat 56,1% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dibanding Rp105,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.