Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog menyampaikan perkembangan serapan gabah petani di tengah panen raya.
Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Epi Sulandari menyebut, hingga 12 Mei 2024, realisasi pengadaan beras dari dalam negeri telah mencapai 427.278 ton. Dia merinci, dari jumlah tersebut sebanyak 371.674 ton merupakan cadangan beras pemerintah (CBP), sementara 55.604 ton beras komersial.
Adapun Bulog menargetkan serapan beras dalam negeri untuk CBP pada panen raya ini sebanyak 600.000 ton. Sementara serapan beras dalam negeri untuk kebutuhan komersial dibidik sebanyak 300.000 ton.
"Kegiatan serapan gabah dan beras ini kami optimalkan pada panen raya Mei-Juni 2024, kita serap sesuai standar harga yang ditetapkan," ujar Epi dalam rapat pengendalian inflasi daerah, Senin (13/5/2024).
Secara total, Epi menyebut stok beras yang disimpan Bulog per 12 Mei 2024 telah tembus 1.811.287 ton yang berasal dari penyerapan dalam negeri dan importasi. Dari jumlah stok beras Bulog saat ini, sebanyak 1.793.101 ton merupakan CBP dan 18.186 ton merupakan beras komersial.
Epi menjelaskan, stok beras CBP akan digunakan Perum Bulog untuk berbagai kebutuhan seperti program bantuan pangan maupun stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
Baca Juga
Secara terperinci, realisasi bantuan pangan tahap I telah mencapai 99,15% dengan total beras tersalurkan sebanyak 654.478 ton. Dia mengakui, Masih terdapat dua provinsi yang penyaluran bantuan pangan belum rampung yakni Papua Pegunungan dan Papua Tengah akibat akses distribusi yang sulit.
Sementara penyaluran bantuan pangan tahap II, realisasinya tercatat sebesar 26,25% atau sebanyak 57.766 ton beras tersalurkan.
Adapun penyaluran beras untuk keperluan SPHP selama Januari 2024 hingga 12 Mei 2024 tercatat sebanyak 687.758 ton. Dia membeberkan, penyaluran beras SPHP pada Mei 2024 cenderung akan lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Menurutnya, selama musim panen berlangsung, penyaluran beras SPHP akan diprioritaskan kepada pengecer di pasar tradisional, ritel tradisional maupun ritel modern.
"Mungkin pada Mei ini akan terlihat lebih rendah [penyaluran beras SPHP] karena memang kondisi sedang panen sehingga pasokan di pasar cukup banyak," ucapnya.