Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Bakal Umumkan Tarif Impor Baru untuk Kendaraan Listrik dari China

Presiden AS Joe Biden akan mengumumkan tarif terhadap barang-barang sektor-sektor strategis dari China, termasuk kendaraan listrik pada pekan depan.
Bendera AS dan China berkibar berdampingan di luar kawasan perdagangan bebas dan logistik Waigaoqiao China (Shanghai) Pilot Free Trade Zone di Shanghai, China, Selasa (22/10/2013)./Bloomberg-Tomohiro Ohsumi
Bendera AS dan China berkibar berdampingan di luar kawasan perdagangan bebas dan logistik Waigaoqiao China (Shanghai) Pilot Free Trade Zone di Shanghai, China, Selasa (22/10/2013)./Bloomberg-Tomohiro Ohsumi

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengumumkan tarif terhadap barang-barang sektor-sektor strategis dari China, termasuk kendaraan listrik pada pekan depan.

Melansir Reuters, Jumat (10/5/2024), pengumuman lengkap terhadap rencana pengenaan tarif ini akan dilakukan pada Selasa pekan depan. Aturan tarif baru ini akan mempertahankan tarif yang sudah ada, menurut salah satu sumber yang mengetahui rencana ini.

Sektor-sektor tertentu juga ditetapkan yang mencakup semikonduktor dan peralatan tenaga surya.

Rincian mengenai nilai atau kategori tarif yang akan dikenakan masih belum dijelaskan, tetapi pemerintah AS disebut telah memusatkan perhatian pada bidang-bidang yang diminati di dalam area kompetitif strategis dan keamanan nasional.

Adapun sumber lain mengatakan Kantor Perwakilan Dagang AS telah memberikan rekomendasi kepada Gedung Putih beberapa minggu yang lalu, tetapi pengumuman finalnya tertunda karena paket tersebut masih diperdebatkan secara internal.

Biden ingin membedakan pendekatannya dengan pendekatan kandidat dari Partai Republik Donald Trump, yang telah mengusulkan tarif menyeluruh yang menurut para pejabat Gedung Putih terlalu tumpul dan cenderung memicu inflasi.

Gedung Putih dan kantor Perwakilan Dagang AS menolak berkomentar.

Langkah terbaru AS ini berisiko mengundang tindakan balasan dari China pada saat meningkatnya ketegangan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini. Pengenaan tarif yang lebih luas oleh Trump selama masa kepresidenannya di tahun 2017-2021 mendorong pembalasan China dengan pungutannya sendiri.

Biden mengatakan bahwa ia tidak menginginkan perang dagang dengan China meskipun ia mengatakan bahwa kedua negara telah memasuki paradigma baru dalam persaingan.

Kedua kandidat 2024 telah secara tajam menyimpang dari konsensus perdagangan bebas yang pernah berkuasa di Washington, sebuah periode yang dibatasi oleh bergabungnya China dengan Organisasi Perdagangan Dunia pada tahun 2001.

Pada tahun 2022, Biden meluncurkan peninjauan kembali kebijakan era Trump di bawah Pasal 301 undang-undang perdagangan AS. Bulan lalu, ia menaikkan tarif secara signifikan terhadap produk logam China tetapi produk yang ditargetkan memiliki kisaran yang sempit, diperkirakan lebih dari US$1 miliar produk baja dan aluminium.

Biden juga mengumumkan peluncuran investigasi terhadap praktik-praktik perdagangan China di seluruh sektor galangan kapal, maritim, dan logistik, yang dapat menyebabkan lebih banyak tarif.

Pemerintahan Biden juga telah menekan negara tetangga Meksiko untuk melarang China menjual produk logamnya ke Amerika Serikat secara tidak langsung dari sana.

China mengatakan bahwa langkah-langkah tarif tersebut kontra-produktif dan merugikan AS dan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper